Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengiriman PRT ke Malaysia Disetop, Siapa Yang Rugi?

Pemerintah Malaysia merasa dirugikan dengan rencana pemerintah Indonesia yang mau menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga (PRT) ke negara ini karena kasus penyiksaan tersebut sangat jarang terjadi.
Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) berunjuk rasa memperingati hari Pembantu Rumah Tangga (PRT) Nasional di bawah Jembatan Layang Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/2/2017)./Antara
Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) berunjuk rasa memperingati hari Pembantu Rumah Tangga (PRT) Nasional di bawah Jembatan Layang Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/2/2017)./Antara

Kabar24.com, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia merasa dirugikan dengan rencana pemerintah Indonesia yang mau menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga (PRT) ke negara ini karena kasus penyiksaan tersebut sangat jarang terjadi.

Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi mengemukakan hal itu sebagaimana diberitakan media setempat, Minggu, menanggapi wacana penghentian pengiriman PRT ke Malaysia usai mengadakan peninjauan ke Dataran Bagan Datuk.

Dari segi statisiknya, ujar dia, Malaysia merupakan diantara negara yang mencatatkan kasus penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga dari Indonesia terendah dibanding beberapa negara lain.

Sehubungan hal itu, Ahmad Zahid mengatakan akan bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Indonesia, Hanif Dakiri untuk mengadakan perundingan mengenai soal keselamatan pekerja-pekerja serta pembantu rumah tangga dari Indonesia.

"Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan memang telah ada tetapi kita akan lihat lagi perjanjian di antara majikan dengan pekerja terkait apabila peraturan tersebut masih longgar," katanya.

Dia mengharapkan Kantor Tenaga Kerja dan Kementerian Sumber Daya Manusia akan mengadakan kajian lagi terhadap perjanjian serta SOP terkait.

Minggu lalu seorang pembantu rumah tangga, Adelina Lisio (28) meninggal dunia di Hospital Bukit Mertajam setelah dipercayai disiksa oleh majikannya di sebuah rumah di Bukit Mertajam, Pulau Pinang.

Menurut laporan, beberapa tetangga mendakwa Adelina dipaksa tidur bersama seekor anjing jenis Rottweiler di anjungan rumah selama lebih sebulan sebelum dia meninggal Sabtu.

Dia mengatakan Pemerintah Malaysia juga tidak akan melindungi siapapun majikan yang didapati bersalah melakukan penganiayaan atau kezaliman kepada pekerja asing.

"Kita mempunyai perjanjian di antara pihak majikan dan pekerja berkenaan yang harus ditandatangani supaya peraturan dan garis panduan itu dapat diikuti," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper