Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imlek, Sudahkah Anda Tahu Etika Memberi dan Menerima Angpau?

Etika mengenai angpau terkadang bisa menjadi proses yang membingungkan, berlebihan, dan membuat frustrasi saat Anda memikirkan berapa banyak yang harus diberikan, siapa yang harus diberikan, dan apa yang harus dilakukan jika Anda menerimanya. Seperti dilansir Tempo.co, Jumat (16/2/2018), pemberian dan penerimaan angpau, ternyata ada beberapa etika yang harus diketahui dan dilakukan.
Ilustrasi angpau./alibaba.com
Ilustrasi angpau./alibaba.com

Bisnis.com, JAKARTA - Budaya memberi angpau lazim terjadi di kalangan masyarakat China di seluruh dunia, khususnya pada perayaan Imlek. Angpau diberikan kepada anak-anak dan orang-orang yang belum menikah dengan harapan memberikan keberuntungan pada tahun baru Imlek tersebut.

Namun, etika mengenai angpau terkadang bisa menjadi proses yang membingungkan, berlebihan, dan membuat frustrasi saat Anda memikirkan berapa banyak yang harus diberikan, siapa yang harus diberikan, dan apa yang harus dilakukan jika Anda menerimanya.

Seperti dilansir Tempo.co, Jumat (16/2/2018), pemberian dan penerimaan angpau, ternyata ada beberapa etika yang harus diketahui dan dilakukan. Wakil dekan di Sekolah Pengembangan Manusia dan Pelayanan Sosial di Singapore International Management University Lee Lim Ching dan ketua kursus studi Tionghoa di Sekolah Humaniora dan Ilmu Sosial Ngee Ann Polytechnic Kang Ger-Wen menjelaskan tentang beberapa etika tersebut.

Berapa jumlah minimum yang layak untuk dimasukkan ke sebuah angpau?
Menurut Lim, tidak ada peraturan pasti dalam hal jumlah yang harus dimasukkan ke sebuah angpau.

"Memberi angpau adalah isyarat dan bukan transaksi, meski banyak orang Singapura tampaknya berpikiran sebaliknya," katanya.

Haruskah saya memberi anggota keluarga jumlah yang berbeda?
Kang sependapat dengan Lim bahwa tidak ada jumlah yang pasti untuk angpau karena ini melambangkan berkat dalam tradisi Cina. Dia merasa jumlah banyaknya uang untuk anggota keluarga dibanding, misalnya, kolega, harus berbeda.

"Karena dalam tradisi Tionghoa, terutama dalam Konfusianisme, cinta kepada anggota keluarga dekat dan teman pasti berbeda," ujarnya.

Apakah pengantin baru harus segera memberikan angpau?
Angpau secara tradisional dibagikan oleh pasangan suami istri kepada orang tua mereka, orang dewasa, dan anak-anak selama perayaan tahun baru Imlek sebagai tanda keberuntungan dan berkah. Bagi pengantin baru, para ahli mengatakan pemberian angpau harus sesuai dengan kemampuan pasangan dan tidak menjadi sumber tekanan finansial.

"Ini benar-benar sesuai dengan tingkat kenyamanan mereka sendiri," ujar Lim.

Dia menambahkan, ada juga konvensi bahwa pengantin baru tidak memberi angpau pada tahun pertama pernikahan.

Apakah ada batas usia untuk menerima angpau dari keluarga?
Lim mengatakan tidak ada aturan yang ditetapkan untuk ini karena seluruhnya bergantung pada pemberi dan penerima, serta sifat hubungan.

"Misalnya, antara seorang kerabat tua dan keponakan favoritnya, pemberian angpau bisa menjadi simbol kedekatan yang mereka bagikan," terangnya.

Haruskah jumlah angpau selalu menjadi angka genap?
"Ya. Dalam tradisi Tionghoa, angka genap bahkan lebih disukai, karena yang berpasangan itu dianggap hal-hal baik," ungkap Kang.

Apakah tidak sopan membuka sebuah angpau di depan orang-orang?
Kedua ahli sepakat bahwa tidak sopan melakukannya. Lim mengatakan anak-anak selalu ingin membukanya di depan orang-orang dan dihukum oleh orang tua mereka karena melakukannya. Semua itu hanya sebatas kegembiraan perayaan yang meriah.

Apa tradisi lain yang harus diamati tentang memberi dan menerima angpau?
Pergilah ke bank dan dapatkan uang kertas baru untuk dimasukkan ke angpau Anda. Kemudian, selalu menerima paket angpau dengan kedua tangan. Jangan pernah menerima paket merah hanya dengan satu tangan.

Siapkan jumlah uang tunai yang bervariasi secara berbeda dengan desain angpau sebelumnya, sehingga bisa terlihat dengan cepat dan anggun adanya perbedaan jumlah dalam angpau tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper