Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uang Virtualnya Dicuri, Grup Idol Jepang Ini Tak Dapat Bayaran

Aksi pencurian yang terjadi di Coincheck, salah satu bursa uang virtual besar di Jepang, merugikan lebih dari 260.000 orang investor. Bukan hanya warga biasa yang menjadi investor, sejumlah selebriti dan orang penting di Negeri Sakura turut merugi.
Anggota Virtual Currency Girls mengenakan kostum bertema cryptocurrency dan berfoto setelah menggelar pertunjukan debutnya di sebuah acara di Tokyo, Jepang, Jumat (12/1)./Reuters-Kim Kyung Hoon
Anggota Virtual Currency Girls mengenakan kostum bertema cryptocurrency dan berfoto setelah menggelar pertunjukan debutnya di sebuah acara di Tokyo, Jepang, Jumat (12/1)./Reuters-Kim Kyung Hoon

Bisnis.com, JAKARTA - Pekan lalu, bursa cryptocurrency Jepang diguncang aksi pencurian terbesar setelah uang virtual yang nilainya lebih dari US$500 juta atau hampir Rp7 triliun hilang.

Aksi pencurian yang terjadi di Coincheck, salah satu bursa uang virtual besar di Jepang, itu memakan lebih dari 260.000 korban. Bukan hanya warga biasa yang menjadi investor, sejumlah selebriti dan orang penting di Negeri Sakura turut merugi.

Bloomberg melansir Selasa (30/1/2018), kelompok idol Virtual Currency Girls adalah salah satunya. Grup ini mengenakan topeng gulat bertema uang virtual dan baju pelayan ketika tampil.

Selain itu, sesuai namanya, mereka juga menyanyikan lagu-lagu mengenai cryptocurrency. Salah satu lagunya berjudul 'Moon, Virtual Currency and Me'.

Beranggotakan delapan orang yang seluruhnya perempuan, grup ini dibayar dengan uang virtual oleh manajemennya dan memiliki 2 juta yen atau sekitar Rp247 juta yang disimpan di Coincheck. Setelah aksi pencurian terjadi, mereka tidak bisa mengambil dananya sehingga tidak bisa mendapat bayaran.

Ironisnya, lirik lagu yang mereka nyanyikan meminta investor cryptocurrency untuk selalu waspada.

Korban lainnya adalah seorang politisi dan mantan penasihat George Soros, Takeshi Fujimaki. Dia memiliki Bitcoin dengan nilai lebih dari 10 juta yen.

Seorang komedian yang tergabung dalam duo Fujisaki Market, Toki, juga disebut menyimpan seluruh simpanannya dalam bentuk NEM di Coincheck.

Pencurian ini menjadi yang terbesar dalam sejarah cryptocurrency dan terjadi di tengah upaya sejumlah regulator finansial di seluruh dunia dalam mengatur pertukaran uang virtual.

Pada April 2017, Pemerintah Jepang sebenarnya telah menerbitkan regulasi yang didesain untuk mencegah aksi pencurian seperti ini. Namun, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengaku pihak regulator ternyata tidak mengetahui adanya celah keamanan di Coincheck.

Coincheck telah menyampaikan akan mengganti seluruh kerugian para penggunanya menggunakan uang milik perusahaan. Tidak disebutkan jangka waktu maupun detil lebih lanjut mengenai pengembalian dana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper