Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Balik Kim Jong Un Soal 'Tombol Nuklir'

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pernyataan tak kalah sengit setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan bahwa dia memiliki kuasa untuk meluncurkan nuklir kapanpun ia mau.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pernyataan tak kalah sengit setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan bahwa dia memiliki kuasa untuk meluncurkan nuklir kapanpun ia mau.

“Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan bahwa 'Tombol Nuklir ada di mejanya setiap saat,” tulis Trump dalam akun Twitternya, seperti dikutip dari laman Business Insider, Rabu (3/1/2018).

“Bisakah seseorang dari rezimnya memberitahu dia bahwa saya juga memiliki Tombol Nuklir, namun yang ini lebih besar dan lebih kuat daripada tombolnya, dan Tombol saya benar-benar berfungsi!”

Komentar Trump tampaknya merujuk pada pidato Tahun Baru Kim Jong Un yang ditayangkan di televisi. Kim Jong-un mengatakan bahwa dia memiliki tombol untuk meluncurkan nuklir yang selalu ada di mejanya sehingga AS tidak akan dapat memulai perang.

Kim menyatakan bahwa seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan senjata nuklir Korut. Dia menegaskan keberadaan tombol nuklir itu kenyataan, bukan ancaman.

“Ini kenyataan, bukan ancaman. Tahun ini kita harus fokus pada produksi massal hulu ledak nuklir dan rudal balistik untuk penyebaran operasional. Senjata ini hanya akan digunakan jika keamanan kita terancam,” tegas Kim.

Meskipun Trump menggembar-gemborkan keberadaan 'tombol nuklir', sebuah tombol fisik dimana seorang presiden AS dapat tekan untuk melakukan serangan nuklir diketahui tidak ada.

Sebagai gantinya adalah sebuah 'tas kerja' yang membawa kode otentikasi dan menyertai presiden ke manapun dia pergi dengan ajudan militernya.

Ancaman Trump dikeluarkan di tengah peringatan lain yang dilancarkan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Pada Selasa (2/1), Haley menyatakan bahwa AS tidak akan menganggap diskusi antara Korea Selatan dan Korea Utara secara serius.

Korea Selatan sebelumnya dikabarkan mengusulkan untuk mengadakan perundingan tingkat tinggi antara kedua negara di Perbatasan Korea Utara-Korea Selatan.

“Kami tidak akan menganggap pembicaraan apapun secara serius jika mereka tidak melakukan sesuatu untuk melarang semua senjata nuklir di Korea Utara,” ujar Haley dalam sebuah konferensi pers.

Korut mendapatkan sejumlah sanksi sepanjang tahun lalu karena program senjata nuklirnya dan berulang kali melakukan uji coba rudal konvensional. Negara yang terisolasi secara politik itu telah melakukan enam kali uji coba nuklir dan memamerkan peningkatan kekuatan rudal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper