Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Jateng Syariah incar Pertumbuhan 32%

Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng atau Bank Jateng Syariah menargetkan dapat membukukan aset Rp5,57 triliun.

Kabar24.com, SEMARANG -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng atau Bank Jateng Syariah menargetkan dapat membukukan aset Rp5,57 triliun.

Subdit Perencanaan dan Pengembangan Syariah Bank Jateng M Zulkarnain Mustaqim mengatakan target ini melonjak 32,61% dari estimasi capaian aset di 2017. Hingga akhir Desember Bank Jateng Syariah diestimasi dapat membukukan aset Rp4,2 triliun.

“[Kami agresif karena] target di 2020 sudah bisa spin off dengan aset Rp10,5 triliun,” kata Zulkarnain di Semarang, belum lama ini.

Untuk 2018, Zulkarnain mengatakan pihaknya juga menargetkan pembiayaan tumbuh signifikan menjadi Rp3,4 triliun dari capaian tahun ini Rp2,3 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga di Desember 2018 diestimasi mencapai Rp3,6 triliun dari estimasi realisasi tahun ini Rp2,6 triliun.

Untuk merealisasikan target ini, Zulkarnain mengatakan sejumlah strategi khsusu disiapkan oleh Bank Jateng Syariah. Strategi itu meliputi penambahan jaringan kantor serta kantor cabang khusus.

Direncanakan Bank Jateng Syariah membuka dua kantor cabang pembantu, membuka kantor fungsional yang khusus melayani treasury di Jakarta serta membuka cabang khusus untuk tujuan tertentu di Bandara Kertajati, Jawa Barat.

Langkahlain yang disiapkan, pihaknya juga akan masuk ke segmen baru yakni sebagai penyalur pembiayaan perumahan bersubsidi yang bekerjasama dengan pemerintah. Selain itu pihaknya akan memberikan pembiayaan untuk pembeli apartemen inden hingga memperluas jangkauan program laku pandai.

“Tahun depan kami juga mengembangkan tabungan berencana dan pengembangan virtual account untuk haji,” katanya.

Dengan ekspansi ini, Zulkarnain memastikan tingkat risiko tetap dapat dijaga. Dia mengatakan pihaknya memperkirakan hingga akhir 2018 kredit bermasalah (NPF) di Bank Jateng Syariah sebesar 1%. Jumlah ini jauh di bawah aturan otoritas yang memberi toleransi hingga 5%.

“Meski begitu ini naik sedikit 0,03% dari estimasi 2017 sebesar 0,97%. Ini dikarenakan kami memasuki sejumlah bisnis baru dan sebagai upaya memitigasi risiko,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper