Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

8 Capaian Sukamdani di Masa Hambangun Karya

Masa berkarya Sukamdani Sahid Gitosardjono dalam kurun 1968-1988 atau yang dia sebut Hambangun Karya telah menghasilkan beberapa capaian.
Sukamdani Sahid Gitosardjono./Bisnis-Abdullah Azzam
Sukamdani Sahid Gitosardjono./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Masa berkarya Sukamdani Sahid Gitosardjono dalam kurun 1968-1988 atau yang dia sebut Hambangun Karya telah menghasilkan beberapa capaian.

Pertama, sebagai pengusaha, khususnya di bidang perhotelan, dia sejajar dengan pengusaha maju di Indonesia. Belasan hotel yang ada di bawah asuhannya berjalan dengan sehat dan dinamis.

Kedua, proyek peningkatan produksi beras/pangan 'Bimasta Sahid' di Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah 1968-1972. Selain itu, dia membangun bursa tekstil nasional 'Pasar Klewer' Solo pada 1970-1971.

Ketiga, menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia selama 2 periode, 1982-1968. Dalam periode ini, Sukamdani merintis hubungan kembali Indonesia dengan China yang telah beku 23 tahun. Hal ini dilakukan dengan mengadakan hubungan dagang langsung pada 5 Juli 1985 yang ditandai dengan MoU antara Kadin dan CCPIT.

Diberlakukannya Undang-Undang No. 1/1987 tentang Kadin telah memberi legitimasi pada dunia usaha. Ada pula pemikiran perlunya pembauran pengusaha nasional pribumi dan non-pribumi lewat konsep kemitraan usaha secara profesional.

Keempat, menjadi Wakil Ketua Bidang Ekuin Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia masa bakti 1988-1993. Saat inilah, dia merasa banyak mendapat pelajaran dari para pakar berbagai displin ilmu.

Kelima, membantu Tien Soeharto memrakarsai pembangunan Taman Mini Indonesia Indah. Sukamdani bersama istri sangat aktif hingga terwujudnya pembangunan proyek budaya, pendidikan, dan pariwisata 'Taman Mini Indonesia Indah' pada 1971-1975.

Keenam, sebagai Ketua Harian Yayasan Mangadeg Surakarta, ikut aktif melaksanakan proyek-proyek pembangunan spiritual, sosial, dan budaya antara lain membangun makan leluhur keluarga besar Mangkunegara, serta Keluarga Besar Yayasan Mangadeg Surakarta dan Yogyakarta.

Ketujuh, sebagai Penasihat Direksi proyek-proyek pembangunan/ pemugaran makam Bung Karno di Blitar dan makam Bung Hatta di Jakarta.

Kedelapan, menjadi Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 7 periode (1969-1980). Dia juga menjadi Ketua Umum Organisasi Grafika dan Ketua Umum Masyarakat Perkayuan Indonesia periode 1981-1988.

Dia pun menjabat sebagai Presiden AAHRA (1979-1981), President Asean Chamber of Commerce and Industry (1983-1985) dan Vice President CACCI (1985-1991).

Di saat booming hasil ekspor migas pada 1970-1981, ada upaya untuk meningkatkan ekspor komoditas nonmigas

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper