Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Batu Bara China Naik, Indonesia Jadi Penyuplai Terbesar

Impor batubara China kembali naik pada November dari bulan sebelumnya. Indonesia dalam hal ini menjadi eksportir terbesar produk energi tersebut.Kantor Bea Cukai China dalam laporannya menyebutkan, impor batu bara bulan lalu mencapai 22,05 juta ton atau naik 3,6% dari Oktober.
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA—Impor batubara China kembali naik pada November dari bulan sebelumnya. Indonesia dalam hal ini menjadi eksportir terbesar produk energi tersebut.

Kantor Bea Cukai China dalam laporannya menyebutkan, impor batu bara bulan lalu mencapai 22,05 juta ton atau naik 3,6% dari Oktober. Namun demikian, capaian pada November cenderung turun dari periode yang sama tahun lalu, yang menembus 26,97 juta ton. Impor secara year to year (yoy) juga tercatat naik menjadi 284 juta ton.

Kenaikan tersebut salah satunya didorong oleh permintaan yang besar dari batu bara jenis lignit yang kandungan airnya tinggi, tetapi kandungan karbonnya rendah. Adapun, suplai terbesar produk tersebut berasal dari Indonesia.

"Pedagang batu bara mencari produk yang lebih murah dari pasar luar negeri karena para penambang di China telah diperintahkan untuk mengurangi kapasitas oleh pemerintah sebagai bentuk perlindungan bagi lingkungan dan perubahan iklim," kata Zhang Min, analis di Sublime Info, seperti dikutip dai Reuters, Jumat (8/12/2017).

Sementara itu, produk batu bara lignit dipilih lantaran memiliki kandungan karbon yang lebih rendah, sehingga dianggap lebih bersahabat bagi iklim di China.

Di sisi lain kenaikan impor batu bara terjadi lantaran China tengah memasuki musim dingin. Alhasil, rumah tanga di China menaikkan permintaan pada produk energi tersebut untuk menghidupkan alat penghangatnya.

Selain itu, upaya pemerintah untuk mengalihkan konsumsi energi masyarakatnya ke produk energi bersih pun masih berjalan cukup lambat. Hal ini membuat permintaan pada produk bahan bakar klasik masih cukup kuat.

Harga batu bara di China sendiri telah meningkat cukup tajam tahun ini. Harga produk tersebut tercatat menyentuh level tertingginya sejak 2015, dengan mencapai level 688,8 yuan (US$104,07) per ton.

Kementerian Perlindungan Lingkungan China pun baru-baru ini mempersilakan kepada daerah-daerah yang belum tersentuh peralihan bahan bakar pemanas ruangan ke gas dan listrik, untuk menggunakan batu bara atau bahan bakar lainnya.

"Impor batu bara diperkirakan akan kembali naik pada Desember karena banyak penambang batu bara domestik memilih untuk menghentikan produksi. Mereka akan menggunakan periode akhir tahun untuk proses pemeliharaan," kata Zhang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper