Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi: Kita Terlalu Banyak Guru Normatif di Sekolah Kejuruan

Presiden Joko Widodo mengeluhkan kurikulum dan sistem pendidikan Indonesia yang tidak kunjung melakukan adaptasi. Bahkan, Presiden berkomentar tentang terlalu banyaknya 'guru normatif' di sekolah kejuruan.
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pengarahan dalam Rembuk Nasional 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pengarahan dalam Rembuk Nasional 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menyinggung soal kurikulum dan sistem pendidikan Indonesia yang tidak kunjung melakukan adaptasi. Bahkan, Presiden berkomentar tentang terlalu banyaknya 'guru normatif' di sekolah kejuruan.

Hal itu disampaikan Presiden dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2017, Selasa (28/11/2017) malam. Kepala Negara mengatakan, sekolah menengah kejuruan membutuhkan perombakan masif.

"Guru kita 80% lebih guru normatif, harusnya itu guru skill, keterampilan bagi anak kita untuk memperkuat diri mereka. Guru normatif itu guru PPKN, Guru Bahasa Indonesia, Guru Agama, apa lagi?" tuturnya.

Dia menyebutkan, pendidikan RI ke depan juga harus berubah total dan tidak lagi berdasarkan pada aspek normatif dan rutinitas. Pasalnya, Jokowi memaparkan tantangan saat ini sudah berubah total sehingga anak-anak Indonesia semestinya harus dihadapkan pada tantangan belajar yang ada.

"Jadi sekarang itu problem based learning, anak-anak sering dihadapkan pada tantangan bagaimana cari solusi, bukan hapalan," ungkap Presiden.

Selain itu, Jokowi mengatakan Pemerintah akan memperbesar anggaran riset untuk memperdalam aspek inovasi.

Inovasi tersebut, lanjutnya, harus konkret dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.

Jokowi kembali mengatakan, universitas sudah lebih dari 30 tahun tidak berubah.

"Bertahun-tahun fakultasnya itu saja, jurusannya itu saja. Fakultas Ekonomi jurusannya studi pembangunan, akuntansi, manajemen, enggak ada jurusan digital ekonomi, jurusan retail tidak ada, jurusan toko online tidak ada," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper