Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Gunung Agung Meletus Pada Selasa Sore

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (21/11), bertipe freatik atau terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi.
Asap kelabu menyembur dari puncak Gunung Agung, terpantau dari Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Nyoman Budhiana
Asap kelabu menyembur dari puncak Gunung Agung, terpantau dari Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, DENPASAR - Selasa (21/11/2017) sore Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Gunung Agung di Karangasem, Bali, meletus sekitar pukul 17.05 Wita.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (21/11), bertipe "freatik" atau terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi.

"Uap air tersebut terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dihubungi dari Denpasar, Selasa.

Menurut dia, letusan freatik disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah.

Sutopo menuturkan letusan freatik sulit diprediksi karena bisa terjadi tiba-tiba dan seringkali tidak ada tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan.

Beberapa kali gunung api di Indonesia meletus freatik saat status gunung tersebut waspada atau level II seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Marapi, Gunung Gamalama, Gunung Merapi dan lainnya.

Tinggi letusan freaktik, lanjut dia juga bervariasi, bahkan bisa mencapai 3.000 meter tergantung dari kekuatan uap airnya.

"Jadi letusan freatik gunung api bukan sesuatu yang aneh jika status gunungapi tersebut di atas normal. Biasanya dampak letusan adalah hujan abu, pasir atau kerikil di sekitar gunung," imbuhnya.

Letusan freatik, kata dia, bisa juga menjadi peristiwa yang mengawali episode letusan sebuah gunung api seperti Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang timbul letusan freatik dari tahun 2010 hingga awal 2013, menjadi pendahulu dari letusan magmatik.

Sutopo menambahkan letusan magmatik adalah letusan yang lebih berbahaya yang disebabkan oleh magma dalam gunung api.

"Letusan magmatik ada tanda-tandanya, terukur dan bisa dipelajari ketika akan meletus," ucap Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper