Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia, Filipina, dan Malaysia Berunding Hadapi Ancaman Terorisme

Aksi terorisme menjadi ancaman yang nyata bagi negara-negara di kawasan Asean. Terkait itu, Indonesia akan melakukan pertemuan trilateral dengan Filipina dan Malaysia untuk membahas penanggulangan terorisme.
Pemerintah Filipina menambah kekuatan militer untuk memberangus kelompok Maute di Kota Marawi./Reuters
Pemerintah Filipina menambah kekuatan militer untuk memberangus kelompok Maute di Kota Marawi./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Aksi terorisme menjadi ancaman yang nyata bagi negara-negara di kawasan Asean.

Terkait itu, Indonesia akan melakukan pertemuan trilateral dengan Filipina dan Malaysia untuk membahas penanggulangan terorisme.

Pertemuan dijadwalkan berlangsung pada Minggu (12/11) di sela-sela kegiatan KTT ASEAN ke-31 di Manila.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam press briefing di Jakarta, Kamis (9/11/2017), mengatakan bahwa Menlu RI Retno Marsudi akan mewakili Indonesia dalam pertemuan trilateral yang bersifat informal tersebut.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan trilateral sebelumnya yang dilaksanakan di Filipina pada Juni lalu saat bergejolak isu keamanan di Marawi, Filipina Selatan.

"Salah satu tujuan utama pertemuan trilateral di Filipina adalah untuk membahas situasi di Marawi. Seperti kita ketahui bahwa dalam beberapa minggu terakhir ada perkembangan di Marawi yang positif," kata Arrmanatha.

Dalam pertemuan trilateral tersebut, Filipina akan menyampaikan laporannya terkait apa saja yang terjadi di lapangan.

Ketiga negara yang diwakili para menlu, pejabat militer, kepolisian dan lembaga penanggulangan terorisme, dalam pertemuan trilateral sebelumnya telah menyepakati sejumlah rencana aksi terkait upaya apa saja untuk membangun kembali Marawi setelah situasi di sana kondusif.

Melalui pertemuan trilateral itu, Indonesia juga berharap dapat merancang kerja sama antarnegara dalam menangani tindak kriminal terorisme di wilayah ketiga negara tersebut.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pembebasan kota Marawi di Pulau Mindanao pada pertengahan Oktober lalu setelah tentara Filipina berhasil menewaskan dua pimpinan tertinggi kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS di sana.

Pendudukan oleh loyalis ISIS selama kurang lebih lima bulan di Marawi tersebut menandai krisis keamanan dalam negeri terbesar Filipina pada tahun ini yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas dan 600.000 lainnya mengungsi dari kota di Filipina Selatan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper