Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan India Arun Jaitley mengatakan India perlu menemukan keseimbangan antara kebijakan fiskal dan kehati-hatian pengeluaran agar dapat keluar dari kemrosotan ekonomi terdalam dalam tiga tahun terakhir.
Hal itu disampaikan Arun dalam sebuah forum ekonomi di Mumbay, Sabtu (23/9/2017) waktu setempat. Dia menyebut saat ini diperlukan lebih banyak investasi swasta dari perusahaan lokal serta menyehatkan sistem perbankan.
“Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara terus melakukan pengeluaran dan menjaga perbankan tetap sehat didukung kebijakan fiskal yang tepat. Inilah tantangan yang kita hadapi,” ujarnya dikutip dari Reuters, Sabtu (23/9/2017).
India menargetkan untuk mengecilkan defisit anggaran menjadi 3,2% dari total produk domestik bruto tahun ini. Sebelumnya, defisit anggaran mencapai 3,5%. Namun, Arun menolak memberikan rincian mengenai rencana pemerintah untuk memacu pertumbuhan.
Kepala Ekonom Nomur Holdings Inc menyatakan investor saat ini menunggu rincian langkah yang bakal diambil oleh pemerintah. Kebijakan fiskal yang ditempuh menurutnya bakal menentukan laju pertumbuhan India ke depan.
“Sebenarnya tergantung pada apakah pemerintah memprioritaskan kredibilitas fiskal atau pertumbuhan yang lebih cepat,” paparnya.
Berbagai spekulasi telah beredar tentang stimulus yang akan ditempuh oleh Negeri Bolywood untuk menghidupkan kembali perekonomiannya. Pasalnya, mereka merupakan ekonomi terbesar ke-3 di Asia.
Pertumbuhan di negara itu seret akibat perubahan mata uang dan kebijakan pajak. Pada kuartal I 2017, ekonomi India hanya tumbuh 5,7% atau yang terlambat sejak 2014. Akibatnya, tekanan merembet hingga ke Perdana Menteri Narendra Modi yang masa pemerintahannya akan berakhir dalam setahun ke depan.