Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertambah! Hampir 90.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh

Jumlah etnis Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh terus bertambah. Diperkirakan ada hampir 90.000 warga Rohingya yang telah melarikan diri sejak kekerasan di Myanmar pecah bulan lalu.

Kabar24.com, JAKARTA – Jumlah etnis Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh terus bertambah. Diperkirakan ada hampir 90.000 warga Rohingya yang telah melarikan diri sejak kekerasan di Myanmar pecah bulan lalu.

Kekerasan ini dimulai dengan sebuah serangan terkoordinasi pada 25 Agustus di puluhan pos polisi dan sebuah pangkalan militer oleh gerilyawan Rohingya. Bentrokan berikutnya yang disertai serangan balik besar-besaran oleh pihak militer telah menewaskan ratusan orang.

Hampir 400 orang telah tewas dalam pertempuran yang melanda bagian barat laut Myanmar selama sekitar sepekan terakhir. Fakta ini menjadikannya kemungkinan sebagai kekerasan paling mematikan yang menimpa kaum minoritas Rohingya di negara itu dalam beberapa dekade.

Bertambah! Hampir 90.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh

Sejumlah pejabat pemerintah Myanmar menyalahkan militan Rohingya atas pembakaran rumah dan kematian warga sipil.

Namun, para pengawas hak asasi manusia dan warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa operasi militer pembakaran rumah dan pembunuhan oleh tentara Myanmar telah memaksa mereka untuk keluar.

Penanganan terhadap sekitar 1,1 juta muslim Rohingya di negara berpenduduk mayoritas Budha tersebut telah menjadi tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi pun dikecam oleh dunia Barat karena cenderung tidak bersuara untuk kepentingan kaum minoritas yang telah lama mengeluhkan penganiayaan terhadap mereka.

Jumlah warga yang melintasi perbatasan pun mencapai 87.000 orang, melampaui jumlah warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar setelah sebuah konflik pada bulan Oktober tahun lalu.

Bertambah! Hampir 90.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh

Saat itu, serangan gerilyawan berskala jauh lebih kecil memicu sebuah operasi militer dengan tudingan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Berdasarkan data yang dihimpun pekerja bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di distrik perbatasan Cox's Bazar di Bangladesh, diperkirakan ada hampir 150.000 warga Rohingya yang telah mencari perlindungan di Bangladesh sejak Oktober.

“Kami mencoba membangun rumah di sini, tapi tidak ada cukup ruang,” kata Mohammed Hussein, yang hingga saat ini masih mencari tempat tinggal setelah melarikan diri dari Myanmar empat hari yang lalu.

“Tidak ada organisasi non-pemerintah yang datang ke sini. Kami tidak memiliki makanan. Beberapa wanita melahirkan di pinggir jalan, anak-anak yang sakit tidak mendapatkan pengobatan,” lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/9/2017).

Bertambah! Hampir 90.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh

Sebuah perkemahan tak resmi untuk para pengungsi Rohingya yang bermunculan di Balukhali setelah serangan Oktober sedang dikembangkan secara signifikan. Di sisi lain, lebih dari 11.700 warga etnis non Muslim telah dievakuasi dari negara bagian Rakhine di utara Myanmar.

Presiden Turki Tayyip Erdogan pekan lalu menghubungi Presiden Bangladesh Abdul Hamid untuk menawarkan bantuan dalam melindungi warga Rohingya yang melarikan diri.

Pada Jumat (1/9), Erdogan mengatakan bahwa kematian ratusan warga Rohingya di Myanmar selama sepekan terakhir merupakan genosida yang ditujukan ke komunitas Muslim di kawasan itu.

Presiden Erdogan menyatakan isu tersebut akan dibahas secara rinci ketika para pemimpin dunia mengadakan pertemuan dalam Sidang Umum PBB pada 12 September di New York.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi direncanakan akan bertemu dengan Suu Kyi dan pejabat lainnya di Myanmar pada hari ini, untuk mendesak dihentikannya kekerasan tersebut.

Dilansir Bloomberg, Menlu Marsudi akan mengajukan proposal untuk bantuan kemanusiaan dan seruan bagi pentingnya perlindungan bagi semua warga di negara bagian Rakhine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper