Kabar24.com, JAKARTA—Sidang Tahunan MPR yang berlangsung Rabu (16/8/2017) pagi menjadi momen penting bagi Ketua MPR Zulkifli Hasan tentang harmoni di tengah perbedaan. Ia menggambarkan tentang keakraban para pendiri bangsa yang patut dicontoh pada tokoh nasional saat ini.
Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta para tokoh nasional untuk meneladani para pendiri bangsa yang meski berbeda pandangan tetap menjaga keharmonisan hubungan pribadi.
Menurut Zulkifli, tokoh seperti Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno telah memberi keteladanan dengan memisahkan antara pandangan politik dan hubungan persahabatannya dengan Wakil Presiden Bung Hatta di masa lalu.
Bapak bangsa tersebut telah memberi contoh bahwa perbedaan pandangan soal demokrasi tidak mengganggu hubungan pribadi mereka, ujar Zulkifli.
“Para pendiri bangsa tak menyimpan dengki dan dendam. Mereka memberikan keteladanan budaya dan nilai-nilai kebangsaan,” ujar Zulkifli.
Ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mencontohkan keakraban antara tokoh nasional Kasimo dengan Muhammad Natsir yang bersepeda bersama setelah debat sengit di parlemen.
Baca Juga
Kasimo dikenal sebagai tokoh nasionalis, sedangkan Natsir merupakan tokoh Masyumi yang dikenal sangat vokal dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam.
“Dan ingatlah kisah Buya Hamka bergegas untuk mengimami shalat jenazah Bung Karno kendati telah dipenjarakan tanpa proses peradilan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno,” ujar Zulkifli dalam pidatonya di depan hadirin Sidang Tahunan MPR.
Politisi itu tidak lupa mengajak hadirin untuk merenungkan kembali kata-kata yang begitu dalam dari KH Hasyim Asyari. Menurut Zulkifli, KH Hasyim Asyari mengatakan bahwa manusia harus bersatu, agar tercipta kebaikan dan kesejahteraan, dan agar terhindar dari kehancuran dan bahaya.
“Saat ini kita sedang dihadapkan pada kondisi memprihatinkan akibat abai pada keteladanan para Bapak Bangsa,” ujar Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel