Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Resmi Ajukan Penarikan Diri dari Kesepakatan Iklim Paris

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah secara resmi mengajukan dokumen penarikan diri dari kesepakatan iklim Paris kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed

Kabar24.com, JAKARTA – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah secara resmi mengajukan dokumen penarikan diri dari kesepakatan iklim Paris kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Meski demikian, pihak Departemen Luar Negeri dalam sebuah siaran pers menyatakan bahwa AS akan terus berpartisipasi dalam diskusi-diskusi perubahan iklim oleh PBB selama proses penarikan diri yang diperkirakan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun.

“Amerika Serikat mendukung pendekatan yang seimbang terhadap kebijakan iklim yang menurunkan emisi sambil mendorong pertumbuhan ekonomi dan memastikan keamanan energi,” jelas pihak dalam rilisnya, seperti dikutip dari Reuters (Senin, 7/8/2017).

Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan Paris pada awal Juni. Kesepakatan ini dinilai akan menghabiskan biaya triliunan dolar AS, merugikan lapangan pekerjaan, serta menghambat industri minyak, gas, batubara dan manufaktur.

Namun pada saat yang sama Trump juga menyatakan terbuka untuk menegosiasi ulang kesepakatan tersebut yang telah disepakati oleh hampir 200 negara selama bertahun-tahun.
Pernyataannya serta merta menarik cemoohan dari para pemimpin dunia dan bisnis yang mengatakan bahwa hal itu mustahil dilakukan.

"Seperti yang dinyatakan oleh Presiden dalam pengumumannya pada 1 Juni lalu, dia terbuka untuk kembali terlibat dalam Perjanjian Paris jika Amerika Serikat dapat melihat kondisi-kondisi yang lebih menguntungkan baginya, bisnisnya, pekerjanya, warganya, dan pembayar pajaknya,” papar pihak Departemen Luar Negeri dalam siaran pers tentang pemberitahuan resmi penarikan diri.

Para pemimpin kongres AS dari kubu Republik mendukung langkah Trump untuk mundur dari kesepakatan tersebut. Namun banyak eksekutif bisnis menyebut langkah tersebut sebagai pukulan terhadap upaya internasional untuk memerangi perubahan iklim, serta hilangnya kesempatan untuk menangkap pertumbuhan di industri energi bersih.

AS, di bawah kepemimpinan mantan Presiden Barack Obama, sebagai bagian dari kesepakatan Paris telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca AS sebanyak 28% dari level yang tercapai pada tahun 2005 untuk membantu memperlambat pemanasan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper