Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksanaan mudik tahun ini dinilai lebih baik ketimbang tahun lalu. Tidak ada lagi kejadian menyeramkan seperti tragedi dan horor Brebes Exit (Brexit) seperti tahun lalu yang menelan sedikitnya 12 korban jiwa dan membuat ribuan pemudik harus bermacet-macet hingga lebih dari 30 jam.
Kombinasi antara kesiapan infrastruktur, ketepatan rekayasa lalu lintas dan sisi pemudik yang lebih tertib menjadi tiga aspek utama di antara berbagai faktor yang menopang capaian ini. Namun, ada satu faktor lagi yang dilupakan, yaitu kesigapan para petugas yang menjadi ujung tombak di lapangan.
Total, ada 167.146 personel yang dikerahkan untuk dalam menjaga mudik tahun ini, terdiri dari 2.956 personel dari Mabes Polri, 97.444 dari Polda jajaran dan 66.746 personel dari TNI, Kementerian Perhubungan dan dinas perhubungan di daerah-daerah, dinas kesehatan, Satpol PP dan lainnya.
Sudah barang tentu banyak cerita unik yang dialami petugas ketika mengawal momentum ini, termasuk salah satunya pejabat tinggi yang memegang komando pelaksanaan mudik tahun ini, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Royke Lumowa.
Ketika arus mudik mencapai puncaknya menjelang Lebaran, dirinya yang menjadi pemegang kendali tertinggi dalam penanganan lalu lintas tengah melakukan inspeksi ke salah satu ruas yang dekat dengan Brexit.
Seturut pengakuannya, Royke memang bisa memantau seluruh zona arus mudik dan langsung bisa mengambil komando untuk memecahkan persoalan di sentra-sentra kemacetan.
"Tahun ini tidak ada lagi ego sektoral di internal Polri, baik antar Polres maupun antar Polda. Semua satu komando," kata Royke.
Ketika itu, seperti dikisahkannya, terjadi penumpukan kendaraan yang diiringi dengan membludaknya pedagang asongan. Tak pelak, Royke dan jajarannya harus mengusir para pedagang itu agar tidak menambah kemacetan.
"Ya saya suruh minggir, kan tidak boleh berjualan di jalan tol," tuturnya ketika Rapat Evaluasi Pelaksaan Mudik Lebaran 2-17 di Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/7/2017).
Selain tuan rumah Kepala Staf Presiden Teten Masduki, rapat ini juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono.
Namun demikian, Royke menceritakan kemacetan tidak kunjung berhenti. Tak pelak, keadaan itu memaksa dia harus mengambil keputusan untuk mengalihkan kendaraan ke lajur kosong di sebelah alias contra flow.
Ketika arus mulai lancar karena tambahan lajur tersebut, pedagang-pedagang tersebut justru mendatangi anak buahnya. Dengan wajah memelas, sebagian pedagang itu mengeluhkan keputusan Royke.
"Dagangan saya jadi tidak laku kalau lancar gini kan, Pak. Saya sudah telanjur beli [dagangan] banyak," ungkap Royke, disambut gelak seisi ruangan yang mayoritas diisi oleh wartawan.
Tanpa menyampaikan apa yang dirasakannya saat itu, tak tahu iba atau sekadar tak ingin jadi sasaran memelas, akhirnya Royke kembali mengambil keputusan penting. Keputusan itu adalah memborong semua dagangan sejumlah pengasong di tempat tersebut. "Ya sudah saya beli semua, mie instannya juga."
Keputusan-keputusan sulit untuk melayani pemudik yang diestimasi mencapai 19 juta orang pada tahun ini kerap diambil di lapangan, baik jalan atau pos komando. Terbukti, korban kecelakaan selama masa mudik dan balik menurun.
Dari data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, jumlah kecelakaan (laka) dalam 15 hari arus mudik dan balik turun 30,5% menjadi 3.168 peristiwa laka tahun ini dari 4.561 laka tahun lalu.
Angka ini diiringi penurunan secara sigifikan korban meninggal dari 1.261 pada 2016 menjadi 742 orang pada 2017 atau setara 41,1%.
"Meskipun penduduk dan jumlah kendaraan terus tumbuh, tapi semakin sedikit orang yang meninggal sia-sia di jalan," sebut Royke.
Entah bagaimana ceritanya, rupanya sejumlah menteri dan pejabat kolega Royke yang turut menangani pelaksanaan arus mudik ini mendapati mantan Kapolda Papua Barat ini tengah menikmati mie instan tersebut. Tak pelak, kata Menhub Budi Karya, peristiwa itu menjadi penyegar di tengah ketegangan mengelola arus mudik.
Candaan ini kembali diucapkan oleh Menteri PUPR Basuki ketika menutup paparannya. "Semoga pelaksanaan mudik tahun depan bisa lebih baik dan lebih lancar, meskipun Pak Kakorlantas mungkin makannya nanti tetap mie," ujarnya sambil melirik Royke yang kembali tersenyum lebar, disambut tawa seisi ruangan.