Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Indikasikan Pangkas Proyeksi Inflasi

Bank Sentral Jepang (BOJ) dikabarkan akan memangkas perkiraan inflasinya. BOJ juga bakal menahan penerbitan stimulus moneternya pada pertemuan Dewan Gubernur BOJ bulan ini pada 19-20 Juli.
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, TOKYO—Bank Sentral Jepang (BOJ) dikabarkan akan memangkas perkiraan inflasinya. BOJ juga bakal menahan penerbitan stimulus moneternya pada pertemuan Dewan Gubernur BOJ bulan ini pada 19-20 Juli.

Seperti diketahui, dalam pertemuan Dewan Gubernur BOJ April lalu, otoritas moneter Jepang tersebut memperkirakan inflasi inti akan mencapai 1,4% pada tahun fiskal 2017  dan 1,7% pada tahun fiskal 2018.

Perkiraan itu berada jauh di atas perkiraan para analis yang dikumpulkan oleh Reuters di mana inlasi inti tahun fiskal 2017 hanya akan mencapai 0,7% dan 0,8% pada tahun fiskal berikutnya.

"Mengingat pertumbuhan ekonomi saat ini berada dalam jaluryang tepat, sulit untuk menjelaskan mengapa inflasi tetap sangat lemah. Ini akan menjadi topik pembicaraan utama pada pertemuan BOJ bulan ini," kata salah satu sumber Reuters, yang enggan disebutkan namanya, Rabu (5/7/2017).

Sebagai catatan, laju inflasi inti tahun ini masih berada jauh di bawah target 2% yang ditentukan oleh BOJ. Pada Mei laju inflasi inti hanya mencapai 0,4% atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,3%.

Kondisi ini akan memberikan tekanan tersendiri bagi reputasi Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda yang masa jabatannya akan berakhir pada April 2018. Pasalnya, kebijakan moneter yang selama ini diadopsinya seperti pemberian stimulus moneter untuk menaikkan daya beli masyarakat masih belum berjalan dengan baik

BOJ saat ini masih terus dihantui oleh laju pertumbuhan upah yang lemah sehingga memengaruhi daya beli atau konsumsi domestik.

Adapun, laju produk domestik bruto (PDB) yang positif pada kuartal I/2017 lalu, yang tumbuh 1,0% lebih banyak didukung oleh aktivitas ekspor yang meningkat pesat. Naiknya permintaan eksternal karena membaiknya aktivitas perdagangan global menjadi alasanya.

Otoritas Moneter Jepang tersebut juga diperkirakan akan tetap menahan suku bunga depositonya pada level -0,1%. BOJ sendiri mengindikasikan hanya akan mengubah kebijakan moneternya jika terjadi kejadian yang sangat ekstrem, seperti lonjakan yen yang terlampau tinggi.

Hal itu terntu saja kontras dengan pernyataan Kuroda yang menyatakan tidak ragu untuk bertindak mengubah kebijakan moneter Jepang, untuk mencapai target yang ditetapkan.

"Jika BOJ melonggarkan kebijakan, maka akan membuat suku bunga semakin negatif atau menurunkan target yield obligasi. Hal itu akan membuat bank-bank Jepang semakin terhimpit," kata Izuru Kato, Kepala Ekonom Totan Research .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper