Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Minta AS Batalkan Rencana Jual Senjata ke Taiwan

China meminta Amerika Serikat membatalkan dengan segera keputusan salah rencana penjualan senjata ke Taiwan senilai US$1,42 miliar atau sekitar Rp19 triliun rupiah.
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./.Reuters-Carlos Barria TPX
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./.Reuters-Carlos Barria TPX

Bisnis.com, JAKARTA - China meminta Amerika Serikat membatalkan dengan segera "keputusan salah" rencana penjualan senjata ke Taiwan senilai US$1,42 miliar atau sekitar Rp19 triliun rupiah.

Beijing beralasan bahwa keputusan itu bertentangan dengan kesepakatan Presiden Xi Jinping dengan Presiden Donald Trump saat bertemu langsung pada April lalu di Florida.

"Penjualan itu akan disalah-artikan oleh kelompok di Taiwan yang menginginkan kemerdekaan, kata Kedutaan Besar China di Washington," dalam pernyataan tertulis yang dikutip oleh Reuters, Jumat (30/6/2017).

Pada Kamis (29/6/2017), juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pemerintahnya meminta persetujuan Kongres terkait rencana tujuh pejualan persenjataan kepada Taiwan.

"Pemerintah dan rakyat China punya hak untuk marah atas keputusan itu," kata kedutaan China.

Beijing memang mengklaim Taiwan sebagai salah satu provinsi dari kesatuan China, dan terus mengancam akan menggunakan operasi militer untuk mengembalikan kekuasaan negara. Pulau tersebut adalah tempat pelarian kelompok Nasionalis yang kalah dalam perang saudara melawan Partai Komunis pada 1949.

Amerika Serikat saat ini adalah penyuplai satu-satunya senjata bagi Taiwan.

"Kebijakan salah dari Amerika Serikat ini bertentangan dengan konsensus yang dicapai oleh presiden kedua negara dan bisa merusak momentum membaiknya hubungan Amerika Serikat dan China," kata kedutaan tersebut.

Trump, selama masa kampanye pemilihan presiden, dikenal sering mengkritik keras China. Namun, pertemuannya dengan Xi di loka wisata Mar-a-Lago di Florida membuat banyak pihak yakin akan hubungan lebih bersahabat.

Trump juga sempat menyebut Xi sebagai "orang yang baik" saat meminta tokoh tersebut untuk mengambil kebijakan yang lebih keras terhadap Korea Utara yang tengah mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali antar-benua.

Tanggapan keras China terhadap rencana penjualan senjata ke Taiwan itu mengancam menggagalkan upaya Trump mendapatkan bantuan Beijing terkait Korea Utara.

Hubungan Beijing dengan Taiwan memburuk sejak Presiden Tsai Ing-wen menduduki jabatannya pada tahun lalu. Tsai adalah pemimpin partai pendukung upaya kemerdekaan dan menolak mengakui kebijakan "satu China".

Kantor kepresidenan Taiwan pada Jumat mengatakan bahwa pembelian senjata dari Amerika Serikat telah menaikkan kepercayaan diri mereka untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan sepanjang Selat Taiwan.

Penjualan senjata itu, yang membutuhkan persetujuan Kongres, akan menjadi yang pertama sejak transaksi sama oleh mantan Presiden Barack Obama pada 2015 dengan nilai US$1,83 miliar. Saat itu, China juga menanggapi keras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper