Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS ke Level 2,1%

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat ke level 2,1% pada 2017 dan 2018 seiring dengan keraguan terhadap strategi fiskal Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump/Reuters
Presiden AS Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat ke level 2,1% pada 2017 dan 2018 seiring dengan keraguan terhadap strategi fiskal Presiden AS Donald Trump.

Dalam keterangan resmi pada Selasa (27/6), IMF mengumumkan hasil kajian terhadap kebijakan ekonomi AS. Berdasarkan kajian tersebut, IMF menyatakan Pemerintahan Trump belum mengungkap rincian kebijakan fiskal sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi negeri adidaya itu.

Trump menargetkan ekonomi AS tumbuh stabil pada level 3% per tahun seiring pasar tenaga kerja yang menggeliat. Selain itu, pemerintahan Trump mewacanakan pemangkasan tarif pajak dan bergulirnya belanja modal pemerintah sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

"Rencana anggaran terbaru pemerintahan Trump tidak proporsional terhadap pemangkasan pengeluaran rumah tangga kelas menengah dan bawah. Ini akan kontra produktif dengan tujuan anggaran untuk memacu kesejahteraan dan keamanan untuk seluruh warga AS," tulis IMF seperti dikutip Reuters, Selasa (27/6).

Pada April 2017, IMF memproyeksi ekonomi AS bakal tumbuh 2,3% pada 2017 dan meningkat menjadi 2,5% pada 2018. Proyeksi tersebut berdasarkan pada ekspektasi penurunan tarif pajak dan belanja pemerintah federal.

Namun, pada Selasa (27/6), IMF menurunkan proyeksi tersebut ke level 2,1% untuk periode 2017 dan 2018. Revisi tersebut dilakukan seiring dihapusnya asumsi penurunan tarif pajak dan belanja fiskal.

Lebih lanjut, IMF menyarankan pemerintah AS menerapkan kebijakan pajak yang mampu meningkatkan rasio pendapatan terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, rencana pemangkasan anggaran diarahkan untuk meningkatkan efisiensi biaya jaring pengaman sosial dan menekan inflasi biaya kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Gajah Kusumo
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper