Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Masih Akan Naikkan Suku Bunga Tahun Ini

Dua pejabat Bank Sentral AS (The Fed) mengindikasikan bahwa otoritasnya akan kembali menaikkan suku bunganya kembali untuk ketiga kalinya pada tahun ini.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, NEW YORK — Dua pejabat Bank Sentral AS (The Fed) mengindikasikan bahwa otoritasnya akan kembali menaikkan suku bunganya kembali untuk ketiga kalinya pada tahun ini. 

Indikasi itu salah satunya muncul dari Presiden The Fed Chichago Charles Evans. Dia mengatakan The Fed berpeluang untuk menunggu sampai akhir tahun untuk menaikkan suku bunga kembali.

“Mengingat adanya pelemahan dalam data inflasi, saya melihat bahwa kami akan memiliki waktu lebih untuk menunggu,” kata Evans, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/6/2017). 

Pendapat Evans ini memperkuat persepsi pasar bahwa The Fed akan kembali melakukan pengetatan moneter pada tahun ini. Pasalnya, sebelum Evans memberikan keterangan resmi, Presiden The Fed New York William Dudley telah lebih dulu memberikan pernyataan yang mengindikasikan bahwa suku bunga akan kembali dikerek tahun ini.

Dudley yang merupakan sekutu terdekat Gubernur The Fed Janet Yellen di Dewan Gubernur Bank Sentral AS mengatakan, inflasi seharusnya akan naik jika pasar tenaga kerja menguat dan upah pekerja naik.

“Inflasi sedikit lebih rendah dari yang kita targetkan, tapi kita [The Fed] berpikir  bahwa jika pasar tenaga kerja terus mengetat dan upah meningkat, secara otomatis inflasi akan mencapai 2%,” katanya.

Pernyataan Dudley tersebut membuat pasar menjadi optimis kenaikan suku bunga akan kembali terjadi setelah dua kali dilakukan yakni pada Maret dan Juni. Alhasil, dolar AS pun menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada Selasa (20/6/2017).

Indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya tercatat menguat 0,01% atau 0,008 poin ke level 97,556.

Sementara itu nilai tukar dolar AS terhadap yen terekam sempat menguat 0,13% atau 0,14 poin ke level 111,67 yen per dolar AS, setelah sebelumnya bertahan pada level 111,53.

Komentar Dudley ini seolah memperkuat pesan yang disampaikan oleh The Fed pekan lalu dalam pertemuan FOMC, sehingga mampu mendorong penguatan lebih lanjut pada dolar AS. Adapun, nilai tukar dolar AS saat ini ada di dekat level resisten teknikal 112,13 yen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper