Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Gorontalo Masih Nihil Tahun Ini

Kinerja ekspor Gorontalo mencapai titik terendah hingga April 2017. Ekspor provinsi berjuluk Serambi Madinah itu nihil dalam empat bulan pertama 2017.
Gorontalo Outer Ring Road/Twitter
Gorontalo Outer Ring Road/Twitter

Kabar24.com, MANADO -- Kinerja ekspor Gorontalo mencapai titik terendah hingga April 2017. Ekspor provinsi berjuluk Serambi Madinah itu nihil dalam empat bulan pertama 2017.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Gorontalo menunjukkan, nilai ekspor Gorontalo turun 100% dibandingkan periode Januari-April 2016. Tahun lalu, di empat bulan pertama , Gorontalo mencatat ekspor bungkil kopra, kayu, dan sabut kelapa senilai US$1,26 juta ke India dan China.

Bisnis.com mencatat, tren penurunan ekspor Gorontalo sudah berlangsung sejak tahun lalu di mana sepanjang 2016 nilai ekspor turun 86,27% menjadi US$4,3 juta. Penurunan ekspor jagung yang signifikan menjadi penyebab utama.

Pada 2016, ekspor jagung Gorontalo nihil, turun 100% dibandingkan posisi 2015 sebesar US$26,75 juta. Adapun jagung menyumbang 85% nilai ekspor pada 2015.

Tren harga jagung dunia turut menjadi penyebab ekspor Gorontalo turun drastis.

Muljadi Mario, Kepala Dinas Pertanian Gorontalo mengatakan petani Gorontalo lebih suka menjual hasil produksi ke dalam negeri bila harga jual mencapai kisaran Rp3.000 per kg.

Sementara itu, bila harga jagung di bawah Rp3.000 per kg, petani bakal menjual jagung ke luar negeri.

"Hitung-hitungannya lebih menguntungkan jual ke dalam negeri kalau harganya Rp3.000," jelasnya kepada Bisnis.com.

Di sisi lain, Gorontalo mencatat penurunan impor sebesar 67,21% dalam periode Januari-April 2017 menjadi US$3,95 juta.

Sebanyak 73% impor Gorontalo berasal dari China dalam bentuk mesin dan peralatan listrik. Gorontalo juga mengimpor bahan bakar mineral dan bahan kimia senilai masing-masing US$260.000 dan US$853.154.

Sejalan dengan nilai ekspor yang tercatat nihil, secara berturut-turut Gorontalo menderita defisit perdagangan luar negeri dalam empat bulan 2017 senilai US$3,95 juta. Untuk diketahui, defisit neraca perdagangan luar negeri telah berlangsung sejak 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper