Bisnis.com, JAKARTA – Produksi industri Jepang rebound pada April 2017 ke level tertinggi sejak 2008, seiring permintaan luar negeri yang terus mendukung pemulihan ekonomi negara tersebut.
Seperti dilansir Bloomberg (Rabu, 31/5/2017), produksi industri naik 4% pada April dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun, produksi industri pada Maret turun 1,9%.
Meski lebih kecil dari prediksi untuk kenaikan sebesar 4,2%, penguatan 4% secara month on month adalah yang terbesar sejak Juni 2011.
Dibandingkan dengan setahun sebelumnya (y-o-y), produksi industri Jepang naik 5,7% atau lebih kecil dari prediksi kenaikan sebesar 6,1%.
Indeks produksi industri naik ke posisi 103,8 pada April, level tertinggi sejak Oktober 2008. Tingkat produksi diprediksi turun 2,5% pada Mei dan naik 1,8% pada Juni.
Pemulihan dalam ekspor telah membantu mendorong ekonomi Jepang tumbuh selama lima kuartal berturut-turut, jangka terpanjang dalam satu dekade. Namun terdapat risiko-risiko terhadap prospek perdagangan global, termasuk proteksionisme dan geopolitik.
Baca Juga
Di Jepang, kenaikan upah dan belanja konsumen yang lebih kuat akan diperlukan agar pemulihan ekonomi dapat menjadi mandiri.
“Produksi Jepang kemungkinan akan tetap solid, disebabkan oleh permintaan luar negeri dari Asia, AS (Amerika Serikat), dan Eropa di tengah fase kenaikan dalam siklus produksi global.
Ekspor dan produksi akan terus menjadi pendorong pemulihan Jepang yang berlanjut,” ujar Taro Saito dari NLI Research Institute.
Menurut Yuichi Kodama, kepala ekonom Meiji Yasuda Life Insurance Co., permintaan luar negeri membawa produksi lebih tinggi. Data perdagangan juga menunjukkan volume perdagangan yang tumbuh.
Hal itu menunjukkan ekonomi Jepang berada pada jalur pemulihan yang kuat dengan meningkatnya produksi.