Bisnis.com, MUMBAI— India diperkirakan akan kembali mengalami pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia pada kuartal I/2017, akibat didukung oleh kinerja manufaktur dan jasa yang terus membaik.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters kepada 35 ekonom, mereka sepakat bahwa penarikan mata uang berdenominasi besar pada akhir tahun lalu hanya memberikan dampak negatif sementara kepada ekonomi India. Pasalnya, kini konsumsi masyarakat dan swasta telah menunjukkan pemulihan yang kuat.
Nilai median produk domestik bruto (PDB) India dalam survei tersebut menunjukkan bahwa ekonomi akan tumbuh 7,1% pada Januari-Maret 2017. Adapun prediksi ang diberikan oleh para ekonom berkisar pada rentang 6,5%-7,8%
"Proses penarikan mata uang berdenominasi besar akhir tahun lalu, hampir tak memengaruhi secara besar momentum pertumbuhan ekonomi India. Dampak negatif hanya terjadi secara singkat dan cepat pulih,” kata Tushar Arora, ekonom senior di HDFC Bank, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/5/2017).
Apabila tercapai, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2017 tersebut akan lebih tinggi dari capaian pada kuartal IV/2016 yang mencapai 7,0%. Di sisi lain, proyeksi pada periode tersebut lebih rendah dari perolehan pada kuartal I/2016 yang berhasil menembus 7,9%.
Proyeksi para ekonom tersebut didasarkan pada laporan produksi industri India yang tumbuh 2,7% pada Maret secara yoy. Perolehan itu tercatat berada jauh di atas prediksi pasar yang mencapai 1,5%.
Selain itu percepatan pertumbuhan ekonomi ini sebagian besar juga didorong oleh faktor domestik yang kondusif. Salah satunya kebijakan moneter Bank Sentral India (RCB) yang memangkas suku bunganya untuk mendorong aktivitas investasi.
Perekonomian Indiajuga diperkirakan akan mendapat manfaat dari pelaksanaan pajak penjualan (The Goods and Services Tax/GST) yang akan dimulai pada 1 Juli 2017. Seperti diketahui, kebijakan itu, akan membuat tarif pajak penjualan akan ditetapkan secara nasional.
Sebelumnya, pengenaan tarif dan ketentuan GST ditentukan oleh masing-masing negara bagian. Kini dengan slogan ‘one nation one tax’ yang didengungkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi, diharapkan akan membuat investor menjadi semakin dimudahkan dalam melakukan investasi di seluruh penjuru negara.
"Kebijakan GST yang baru akan meningkatkan PDB India setidaknya 100-150 basis poin. Mungkin tidak akan terjadi tepat setelah 1 Juli, tapi dampaknya akan sangat terasa pada pada akhir 2018," kata Karan Mehrishi, ekonom utama SMERA Ratings Limit.