Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal, Jepang Marah

Menurut pejabat militer Korea Selatan, rudal balistik yang diyakini merupakan jenis Scud, ditembakkan pada pukul 5.39 pagi waktu setempat dari Wonsan pantai timur Korea Utara dan terbang sejauh 450 kilometer menuju Jepang.
Rudal Korut/REUTERS-KCNA
Rudal Korut/REUTERS-KCNA

Kabar24.com, JAKARTA – Rezim Kim Jong Un seperti tak hentinya menantang larangan pengembangan senjata nuklir dan ketegangan di Semenanjung Korea. Korea Utara kembali dilaporkan melancarkan uji coba rudal dini hari ini.

Menurut pejabat militer Korea Selatan, rudal balistik yang diyakini merupakan jenis Scud, ditembakkan pada pukul 5.39 pagi waktu setempat dari Wonsan pantai timur Korea Utara dan terbang
sejauh 450 kilometer menuju Jepang.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menyatakan bahwa rudal tersebut kemungkinan telah jatuh di perairan dalam zona ekonomi eksklusif Jepang.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah diberitahu tentang peluncuran tersebut.

Ini menjadi uji coba rudal balistik kesembilan oleh Korea Utara sepanjang tahun ini, seiring ambisi Kim Jong Un untuk dapat melepaskan hulu ledak nuklir hingga sejauh Amerika Utara.

Jepang pun menyampaikan pernyataan keras atas peluncuran tersebut. “Berulangnya provokasi oleh Korea Utara tidak dapat ditolerir,” tegas Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dilansir Bloomberg (Senin, 29/5/2017).

Pertemuan KTT G-7 akhir pekan lalu menyoroti bahwa isu Korea Utara menjadi salah satu prioritas utama di dunia internasional. Suga mengatakan tindakan Korut mengancam keamanan di udara serta melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang uji coba senjata macam itu.

Menyusul laporan tersebut, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dikabarkan mengadakan pertemuan dengan dewan keamanan nasionalnya. Moon belum lama terpilih menjadi Presiden baru Korsel dan berjanji untuk menghadapi rezim Kim untuk membawa perdamaian ke wilayah semenanjung.

Sementara itu, Trump, yang telah meyatakan bahwa kekuatan militer tetap menjadi pilihan untuk berurusan dengan rezim Kim, telah meminta lebih banyak bantuan dari China untuk mengendalikan
negara tetangga sekaligus sekutu China tersebut.

Asisten Sekretaris Pelaksana untuk Negara Susan Thornton pada hari Jumat telah mengakui upaya-upaya yang diambil China seperti larangan impor batubara Korea Utara dan pengetatan perbatasan. Namun ia menambahkan bahwa China jelas harus berbuat lebih banyak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper