Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ke Filipina, Jokowi Dorong Upaya Perdamaian di Rakhine State

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi (Daw Suu) di Manila, sebelum bertolak menuju acara pembukaan KTT ASEAN ke-30.
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) mengadakan pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (ketiga kiri) bersama delegasi masing-masing negara saat kunjungan kenegaraan di Istana Malacanyan, Manila, Filipina, Jumat (28/4)./Antara-Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) mengadakan pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (ketiga kiri) bersama delegasi masing-masing negara saat kunjungan kenegaraan di Istana Malacanyan, Manila, Filipina, Jumat (28/4)./Antara-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi (Daw Suu) di Manila, sebelum bertolak menuju acara pembukaan KTT ASEAN ke-30.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerangkan, dalam pertemuan yang berlangsung sekira 30 menit tersebut, Daw Suu menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia yang selama ini telah membantu Myanmar untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Rakhine State.

"Daw Suu menyampaikan bahwa situasinya memang tidak mudah, tetapi Daw Suu menyatakan komitmen pemerintah Myanmar sangat kuat untuk memperbaiki situasi yang ada di Rakhine State," kata Retno, dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Sabtu (29/4/2017).

Presiden Joko Widodo kemudian menyampaikan kepada Daw Suu bahwa kestabilan sebuah pemerintahan merupakan hal yang harus terus dipelihara.

Soalnya, kestabilan politik di Myanmar juga memiliki implikasi yang luas di kawasan, khususnya di Asia Tenggara.

Selain itu, Jokowi juga berkomitmen untuk menawarkan bantuan kerja sama kepada pemerintah Myanmar. Tidak hanya bantuan yang bersifat segera seperti pengiriman kontainer bantuan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu, tapi juga kerja sama antara kedua negara yang bersifat jangka menengah dan jangka panjang.

"Intinya adalah agar Rakhine State ini bisa berkembang menjadi sebuah wilayah yang maju secara inklusif, yang tidak terjadi diskriminasi, dan sebagainya. Tadi Presiden mengatakan antara lain program-programnya yang kita tawarkan adalah program untuk kesehatan, untuk pendidikan, untuk livehood program, dan lain-lain," jelas Retno.

Presiden dan Daw Suu sendiri sempat membicarakan seputar pembangunan masjid di Rakhine. Daw Suu mengatakan semua masalah perizinan telah selesai sehingga konstruksi dapat dimulai sesegera mungkin.

Lebih lanjut, dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan bersahabat itu juga dibicarakan mengenai pengembangan kapasitas sumber daya Myanmar, utamanya mengenai kebutuhan akan pelatihan bagi para polisi Myanmar.

Dalam pertemuan itu, Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper