Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU PRANCIS: Macron dan Le Pen Paling Dijagokan

Masyarakat Prancis berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS) setelah pemilu presiden dimulai hari ini untuk menentukan nasib Prancis lima tahun ke depan.
Emmanuel Macron/Istimewa
Emmanuel Macron/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA—Masyarakat Prancis berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS) setelah pemilu presiden dimulai hari ini untuk menentukan nasib Prancis lima tahun ke depan.

Warga Prancis disuguhkan lima pilihan kandidat dominan serta enam capres lainnya yang sama-sama bertarung merebut jabatan orang nomor satu di Istana Elysee. Kesebelas Capres ini didukung oleh setidaknya 500 Wali Kota, anggota parlemen, dan Senator.

Mulai dari politisi ekstrem kanan hingga tokoh sosialis komunis ikut berkompetisi pada pemilu Prancis kali ini. Politisi sentris muda, Emmanuel Macron, 39, digadang menang mudah atas rival terkuatnya, tokoh ekstrem kanan Marine Le Pen, 49, dalam putaran pertama.

Pemenang putaran pertama pemilu harus mendapat setidaknya 50 persen lebih suara.

Macron dan Le Pen merupakan dua capres terkuat yang diprediksi mampu lolos ke putaran kedua pada 7 Mei mendatang oleh sejumlah lembaga jajak pendapat.

Lanskap politik Prancis disebut akan berubah di putaran kedua pemilu Mei mendatang jika Macron dan Le Pen sanggup mengamankan dua posisi teratas dalam putaran kali ini.

"Tidak akan ada persaingan antara sayap kiri dan kanan, tapi persaingan pandangan dunia yang saling bertentangan. Macron menganggap pemilu ini pertarungannya sebagai kaum progresif versus konservatif, sementara Le Pen menilai pemilu ini merupakan persaingannya sebagai patriot versus kaum globalis," ujar juru bicara lembaga survei Ifop, Jerome Fourquet sebagimana dikutip Reuters, Minggu (23/4).
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Francois Fillon yang sempat menjadi capres terfavorit dengan elektabilitas tertinggi di awal kampanye hanya berada di posisi ketiga jauh di bawah Le Pen dan Macron.

Popularitas Fillon terus anjlok seiring dengan skandal penggelapan dan penyalahgunaan dana publik yang menyeret nama dia dan istrinya, Penelope Fillon.

Kasus ini mencuat sekitar Januari lalu ketika surat kabar Perancis, Le Canard Enchaine, menuding Penelope menerima gaji sebesar 900 ribu euro sebagai asisten parlemen Fillon selama beberapa tahun.

Sekitar 47 juta warga terdaftar untuk memilih dalam pesta demokrasi hari ini yang rencananya diselenggarakan mulai pagi hari pukul 08.00 hingga pukul 19.00 waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper