Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REFERENDUM TURKI: Trump Telepon Erdogan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menelepon Presiden Recep Tayyip Erdogan usai Turki mengadakan referendum.
Presiden AS Donald Trump/Reuters
Presiden AS Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menelepon  Presiden Recep Tayyip Erdogan usai Turki mengadakan referendum.

Trump mengucapkan selamat kepada Erdogan atas kemenangannya dalam referendum yang berlangsung akhir pekan lalu.

Menurut pernyataan Gedung Putih, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (18/4/2017), ucapan selamat dari Trump disampaikan secara langsung melalui sambungan telepon.

Dalam pembicaraan via telepon tersebut, kedua pemimpin negara juga membahas perang di Surian yang telah memperkusut hubungan kedua negara.

REFERENDUM TURKI: Trump Telepon Erdogan
(Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters)

Erdogan menentang dukungan AS untuk pemberontak Kurdi di Suriah karena ia menganggap mereka teroris dan melihat keuntungan teritorial perang mereka sebagai ancaman terhadap upaya negaranya untuk mengalahkan pemberontakan separatis Kurdi.

Dalam pidatonya pada Minggu usai memenangkan referendum, Erdogan mengatakan, “Kami berharap negara-negara yang kami sebut sekutu, khususnya, untuk mengembangkan hubungan mereka dengan negara kami sejalan dengan kepekaan kami, terutama terhadap perang melawan terorisme.”

Pihak Gedung Putih menyatakan kedua pimpinan sepakat atas pentingnya membuat Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab terkait penggunaan senjata kimia yang telah membunuh puluhan warganya.

Mereka juga sepakat atas langkah-langkah mengatasi Islamic State (IS) yang lebih dikenal sebagai ISIS, termasuk kebutuhan bekerja sama melawan semua kelompok yang menggunakan terorisme untuk mencapai tujuan mereka.

Seperti diketahui, Erdogan memenangkan referendum yang memperluas kekuasaannya dengan margin sempit sebesar 51,4% suara pemilih Turki mendukung perubahan konstitusi.

Sejumlah pejabat Eropa menyesali konsentrasi adanya kekuasaan yang begitu besar di tangan satu orang, dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa pun telah menyalahkan proses pemilihan suara yang dicurigai berlangsung tidak sesuai prosedur.

Kepala oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, mengatakan legitimasi referendum terbuka itu layak dipertanyakan.

Partai ini sebelumnya mengatakan akan menuntut penghitungan ulang hingga 60%, setelah Dewan Pemilihan Tinggi Turki (YSK) mengumumkan akan menghitung surat suara yang belum dicap oleh pejabat untuk dinyatakan sah kecuali mereka bisa buktikan adanya penipuan.

Berikut video Erdogan terkait referendum dari kantor berita Reuters:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper