Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pertemuan Dengan Xi Jinping, Trump Kembali 'Berkicau' di Twitter

Presiden AS Donald Trump mengatur nada untuk pertemuan pertama Presiden China Xi Jinping pekan depan dengan berkicau di akun Twitternya bahwa AS tidak bisa lagi mentolerir defisit perdagangan dan tenaga kerja.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengatur nada untuk pertemuan pertama Presiden China Xi Jinping pekan depan dengan ‘berkicau’ di akun Twitternya bahwa AS tidak bisa lagi mentolerir defisit perdagangan dan tenaga kerja.

Gedung Putih mengatakan Trump dan istrinya, Melania, akan menjamu Presiden China Xi Jinping beserta istri di Mar-a-Lago, Florida, pada 6 – 7 April mendatang.

Ini akan menjadi pertemuan tatap muka pertama sejak Trump menjabat pada 20 Januari. Trump juga menjadi tuan rumah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bulan lalu di tempat yang sama.

Dalam tweet pada Kamis malam, Trump mengatakan pertemuan yang sangat diantisipasi antara pemimpin dua ekonomi terbesar di dunia, yang juga diharapkan untuk menutupi perbedaan pendapat atas Korea Utara dan ambisi strategis Cina di Laut Cina Selatan, "akan menjadi sangat sulit ."

"Kita tidak bisa lagi mengalami defisit perdagangan yang besar serta kehilangan pekerjaan," tulisnya dalam akun twitter @realDonaldTrump. "Perusahaan AS harus siap untuk mencari alternatif lain."

Meskipun serangkaian pertemuan AS-China dan percakapan sepertinya ditujukan untuk memperbaiki hubungan setelah kritik keras Trump terhadap China selama kampanye pemilihannya, pejabat AS mengatakan presiden Partai Republik tidak akan bersikap melunak dalam pertemuan tersebut.

Jelang Pertemuan Dengan Xi Jinping, Trump Kembali 'Berkicau' di Twitter

(screenshot tweet dari Presiden AS Donald Trump/Istimewa)

 

Chief Executive Officer General Electric Co Jeff Immelt mendesak Trump pada hari Kamis untuk menjaga hubungan ekonomi AS dengan China serta mengatakan AS memiliki banyak keuntungan dari globalisasi.

"Negara ini akan kehilangan jika kita tidak melakukan perdagangan. Hubungan dengan China adalah kunci," kata Immelt, seperti dikutip Reuters.

"Jika Andamenyerah pada perdagangan, Anda menyerah pada alat terbaik yang dimiliki presiden AS dalam negosiasi di seluruh dunia. Saya hanya berpikir bahwa Presiden Trump terlalu pintar untuk menyerah," lanjutnya.

Sebelumnya, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa China harus mengubah praktik perdagangan dan cara operasional perusahaan-perusahaan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper