Kabar24.com, JAKARTA—Pemilu presiden di Belanda dimulai hari ini. Kemunculan Partai untuk Kebebasan (Partij voor de Vrijheid /PVV) pimpinan Geert Wilders yang anti-Islam dan antipendatang, mau tidak mau membuat umat Islam asal Indonesia di Belanda khawatir.
Wakil Ketua Persatuan Muslim Eropa Eddy Sandino, yang sehari-hari mengelola Masjid Al Hikmah tempat sebagain warga Indonesia berkumpul mengaku mulai khawatir meski belum sampai tingkat sangat menakutkan.
"Tapi kita agak khawatir juga walau tidak menjadi ketakutan. Soalnya masalah-masalah seperti itu baru muncul belakangan. Dulu rasanya tidak ada," ujarnya sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Rabu (15/3/2017). Eddy sudah memiliki partai politik pilihannya, namun yang pasti bukan partainya Wilders
Eddy pun berharap tidak akan banyak perubahan dalam politik Belanda karena bisa dikatakan PVV tidak akan menjadi partai pemerintah atau masuk dalam koalisi pemerintahan hasil pemungutan suara hari ini.
"Saya punya partai yang saya dukung, tapi sebetulnya ada beberapa partai yang hampir sama, mirip-mirip, yaitu anti-Wilders karena cara pikirnya itu tidak logis," tambah Eddy yang akan punya hak pilih pertama kali setelah menjadi warga negara Belanda dua tahun lalu.
Sepanjang pengetahuan Eddy, tidak ada insiden rasisme atas warga Muslim asal Indonesia yang tinggal di Den Haag sepanjang 35 tahun masa tinggalnya di Belanda. Akan tetapi dia mulai agak khawatir kalau nantinya Wilders jadi pemenang pemilu.
Seorang warga Indonesia yang bergabung dengan komunitas Al Hikmah, Wati Cahyono yang sudah puluhan tahun tinggal di Belanda mengaku pernah menghadapi masalah di tempat kerjanya.
"Alhamduiliha selama saya memakai jilbab tidak ada yang pernah mengganggu. Tapi di kantor saya pernah ditanya 'kenapa kamu harus pakai jilbab. Saya menjawab karena saya Muslim, saya pribadi wajib mengenakan jilbab'. Mereka mengerti dan tidak ada masalah lagi," ujarnya.
Sedangkan bagi umat Kristen asal Indonesia bisa diduga peluang konflik budaya lebih kecil lagi. Murni Yanti Hutagaol, yang menikah dengan pria Belanda memang ingin suatu saat nanti pulang ke Indonesia. Tapi, itu lebih karena urusan cuaca.
"Di sini dingin, dan kalau sudah pensiun kami mungkin mau pulang ke Indonesia," tutur karyawan di sebuah kantor pekerjaan umum di Den Haag, yang tetap mempertahankan kewarganegaraan Indonesia karena rencana pulang kampungnya itu.