Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MALAYSIA-KOREA UTARA BERBAIKAN, Rundingkan Nasib Warga Terdampar

Malaysia dalam beberapa hari mendatang memulai pembicaraan resmi dengan Korea Utara membahas pemulangan sembilan warga Malaysia terdampar di Pyongyang, kata kementerian luar negeri Malaysia, Sabtu (11/3).
Kim Jong Nam/Reuters
Kim Jong Nam/Reuters

 

Kabar24.com, KUALA LUMPUR - Tensi tinggi hubungan diplomatik Malaysia dan Korea Utara nampaknya akan mulai mengendur kembali.

Malaysia dalam beberapa hari mendatang memulai pembicaraan resmi dengan Korea Utara membahas pemulangan sembilan warga Malaysia terdampar di Pyongyang, kata kementerian luar negeri Malaysia, Sabtu (11/3).

Sembilan warga Malaysia terjebak di Korea Utara setelah dilarang meninggalkan negara itu di tengah pertikaian diplomatik antara kedua negar.

Kedua negara itu bertikai mengenai pembunuhan pada 13 Februari di Kuala Lumpur atas Kim Jong-nam, saudara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Kejadian tersebut memicu ketegangan diplomatik karena kedua negara itu melarang pergi warga masing-masing.

Namun, pejabat Malaysia sejak itu meredakan ketegangan, dengan menyatakan hubungan dengan negara tertutup tersebut tidak akan terputus.

Menteri Luar Negeri Anifah Aman menyatakan Korea Utara mengisyaratkan siap memulai perundingan.

"Mereka ingin memulai pembicaraan. Kami tidak tahu yang mereka tuntut. Kami perlu mencari tahu yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik," katanya kepada wartawan, Sabtu seperti dikutip Antara dari Reuters, Minggu (12/3/2017).

Ia mengatakan banyak negara menawarkan diri untuk menengahi keduanya, tapi tidak ada negara lain yang akan bertindak sebagai pihak ketiga atau penengah.

Ia menambahkan, belum ada waktu atau tempat yang ditetapkan untuk pembicaraan resmi tersebut.

Dua warga Malaysia -petugas di PBB- dapat terbang dari Pyongyang pada awal pekan ini menggunakan paspor PBB, meninggalkan sembilan orang lain, termasuk tiga anak-anak.

Malaysia menuduh negara bersenjata nuklir itu mendalangi pembunuhan Kim Jong-nam dan mengenali delapan orang Korea Utara, termasuk tiga masih di Kuala Lumpur, sehubungan dengan pembunuhan tersebut.

Korea Utara pada gilirannya mengecam cara Malaysia atas penyelidikan tersebut.

Kim Jong-nam, yang hidup di bawah perlindungan Beijing di Makau dan dikenal mengecam pemerintahan keluarganya, tewas akibat senyawa saraf VX, yang sangat beracun. Zat kimia itu dinyatakan PBB sebagai senjata pemusnah.

Anifah mengatakan pemerintah berhubungan terus dengan warga Malaysia terdampar itu, dengaan menambahkan bahwa mereka ditawari dukungan oleh perwakilan asing lain di Pyongyang, termasuk pemberian perbekalan dari luar Korea Utara.

Kepala kepolisian Malaysia pada Jumat secara resmi memastikan korban yang tewas di bandara Kuala Lumpur sebagai Kim Jong-nam, hal yang selama ini dibantah Pyongyang.

Malaysia menolak meluluskan tuntutan Korea Utara untuk menyerahkan jasad korban itu kepada kedutaan negara itu.

Menteri Luar Negeri Anifah pada Sabtu menyatakan pihak berwenang belum membahas dengan timpalan Korea Utara-nya tentang apakah akan menyerahkan jasad itu kepada pemerintah Korea Utara atau keluarganya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper