Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Serikat di Ambang Perang Saudara

Amerika Serikat di ambang perang saudara. Ini peringatan yang disampaikan mantan Sekretaris di Kementerian Pertahanan Jerman, Willy Wimmer.
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Amerika Serikat di ambang perang saudara. Ini peringatan yang disampaikan mantan Sekretaris di Kementerian Pertahanan Jerman, Willy Wimmer.

Wimmer yang juga sekutu dekat Kanselir Jerman, Angela Merkel menjelaskan, perang saudara di AS akan terjadi mengingat para elite di Washington tengah berjuang keras untuk melengserkan Trump sebagai presiden AS.

Menurut Wimmer, kelompok elite ini tengah meluncurkan kampanye kotor menentang Trump hanya beberapa hari sebelum pelantikannya sebagai presiden AS.

Selain itu, orang-orang Demokrat dan anti-Trump di partai Republik semakin membangun jaringan untuk menolak Trump dengan mengaitkan hubungan dekat Trump dengan Rusia.

"Saat anda menyaksikan situasi di Washington, menurut saya mereka tak ingin, mereka yang gagal dalam pemilihan umum, menerima presiden baru yang namanya Trump. Apa yang sedang terjadi sekarang di Washington sepertinya awal menuju perang saudara," kata Wimmer, seperti dikutip dari Express.co.uk, Kamis (12/1/2017).

Politisi dari partai CDU, partai penyokong Merkel,itu menyebut Senator John McCain sebagai pemimpin dari penolakan terhadap Trump terkait dengan kebijakan luar negerinya khususnya Rusia.

Sementara, menurut Wimmer, semua orang di negara-negara Eropa justru ingin menjalin hubungan baik dengan Rusia saat ini.

"Tidak ada permusuhan antara Rusia dan Eropa. Permusuhan diolah dengan cara yang sangat artifisial dan cara ini sama dengan mengolah permusuhan terhadap Trump yang seperti kita lihat saat ini," kata Wimmer.

"Ketegangan yang terjadi antara Trump, badan intelijen, dan Rusia merupakan hari-hari yang sangat dramatis yang pernah terjadi dalam kehidupan kita," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Intelijen AS mengungkap sejumlah bukti tentang keterlibatan Rusia dalam pemilihan presien AS November lalu untuk memenangkan Trump. Namun Rusia membantahnya.

Belakangan muncul dokumen setebal 35 halaman berisikan bukti-bukti Trump diklaim tak layak jadi presiden. Namun, hasil penelusuran media menunjukkan pembuat dokumen adalah mantan intelijen Inggris, MI16 yang bekerja atas permintaan sekelompok politisi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper