Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan Menjelang Dilantik, Gurita Bisnis Trump Jadi Sorotan

Sepekan menjelang pelantikannya menjadi presiden AS aktivitas Donald Trump di kerajaan bisnis yang di jalankan mulai mendapat sorotan publik. Bisa dipahami karena seorang presiden yang berbisnis biasanya berpotensi memicu konflik kepentingan.
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Sepekan menjelang pelantikannya menjadi presiden AS aktivitas Donald Trump di kerajaan bisnis yang di jalankan mulai mendapat sorotan publik. Bisa dipahami karena seorang presiden yang berbisnis biasanya berpotensi memicu konflik kepentingan.

Trump memiliki bisnis baik di dalam negeri  maupun di sedikitnya 25 negara, termasuk Indonesia, yang kesemuanya berada di bawah payung usaha The Trump Organization.

Sebagai kepala eksekutif atau kepela pemerintahan tentu dia bisa mengeluarkan keputusan-keputusan, baik yang bersifat domestik maupun internasional. Sulit untuk dibantah kalau nantinya keputusan yang dia ambil tidak menguntungkan kerajaan bisnisnya, menurut para politisi Partai Demokrat. 

Sebagian besar penerimaan bisnis Trump berasal dari pembangunan berbagai properti dan lapangan golf selain menjual nama Trump ke sejumlah pengusaha properti di berbagai negara.

Sebagai presiden memang dia dibolehkan tetap berbisnis, namun berdasarkan pengalaman masa lalu, presiden yang punya perusahaan menyerahkan pengelolaannya ke badan yang biasa disebut blind trust. Badan itu semacam perwalian atau administrator independen yang menjalankan perusahaan demi mencegah konflik kepentingan.

"Blind trust inilah yang akan memegang uang dan aset Trump selama ia menjabat sebagai presiden dan Trump tak punya suara atas uang dan aset tersebut," kata analis risiko Stephanie Hare sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Kamis (12/1/2017).

Menurutnya, yang diketahui sejauh ini adalah payung usaha Trump akan dijalankan oleh dua anaknya. Artinya masih ada hubungan langsung antara Trump dan berbagai usaha yang dikendalikan dua anaknya. Situasi ini bisa berpotensi memicu konflik kepentingan," ujar Hare.

Di mana saja kepentingan bisnis Trump?

Di Indonesia, Trump sudah meneken kerja sama untuk membangun resor mewah 'berbintang enam' di Bali dan Bogor, Jawa Barat. Koran New York Times memberitakan bahwa Trump mendirikan dua perusahaan pada pertengahan 2015 untuk menyiapkan pembangunan properti di Bali dan Bogor.

Mitra Trump di Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, dan juru bicara The Trump Organization menegaskan bahwa dua proyek di Indonesia ini akan jalan terus dan Hary kepada New York Times mengatakan "tak akan ada konflik kepentingan" dalam proyek ini.

Di Buenos Aires, Argentina, perusahaan setempat mengumumkan akan membangun gedung perkantoran dengan menggandeng Trump setelah beberapa tahun mengalami penundaan.

Sedang di Kanada, The Trump Organization memiliki kesepakatan lisensi dengan dua hotel, masing-masing di Toronto dan Vancouver. Hotel di Vancouver akan dibuka Januari ini namun pembangunan hotel di Toronto harus dilelang karena pengembang dinyatakan bangkrut November tahun lalu.

The Bank of China adalah salah satu bank terbesar di Cina dan mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Bank ini mengeluarkan pinjaman US$850 juta kepada New York Building, yang antara lain dimiliki oleh Trump.

Salah satu bank milik pemerintah Cina, The Industrial and Commercial Bank of China, punya kantor di Trump Tower dan membayar sewa ke Trump Organization.

Sementara itu, menantu Trump yang kini diangkat menjadi penasehat senior Gedung Putih, Jared Kushner, tengah merundingkan proyek poperti di 666 Fifth Avenue New York dengan perusahaan Cina, Anbang Insurance Group.

Masih ada proyek atau kepentingan bisnis Trump di India, Jepang, Filipina, Taiwan, Turki, dan Inggris, yang membuat banyak kalangan khawatir ini semua akan memicu konflik kepentingan ketika Trump resmi menjadi presiden menggantikan Barack Obama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper