Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Depan, Intelijen Jelaskan Motif Rusia Memata-matai Pilpres AS

Kepala intelijen AS berjanji akan menjelaskan alasan di balik tuduhan bahwa Rusia telah mencampuri urusan pemilihan presiden di negara tersebut.
Direktur Intelijen Nasional AS Jenderal James Clapper/tenthamendmentcenter
Direktur Intelijen Nasional AS Jenderal James Clapper/tenthamendmentcenter

Kabar24.com, JAKARTA - Kepala intelijen AS berjanji akan menjelaskan alasan di balik tuduhan bahwa Rusia telah mencampuri urusan pemilihan presiden di negara tersebut.

Direktur Intelijen Nasional Jenderal James Clapper mengatakan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan peretasan email Partai Demokrat dan motifnya akan diungkap pekan depan. Meski Rusia membantah keterlibatan agen mereka, tapi AS sudah mengumumkan sanksi terhadap pejabat Rusia.

Sedangkan, presiden terpilih Donald Trump akan mendapat briefing terkait peretasan tersebut hari ini waktu setempat. Para direktur intelijen akan menjelaskan laporan yang sudah diberikan ke Presiden Barack Obama terkait campur tangan asing dan versi publiknya akan dibuka pekan depan.

Beberapa pejabat teras intelijen AS sudah memberi kesaksian kemarin di Komisi Pertahanan di Senat yang menyelidiki campur tangan tersebut. Dalam penilaian mereka, Moskow terlibat untuk membantu Trump sebagai kandidat Partai Republik untuk mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Saat ditanya oleh anggota Kongres apakah mereka "akan menyebut motivasi Putin", Clapper mengatakan "ya, kami akan menjelaskan motifnya".
Clapper menyebut bahwa upaya Rusia tersebut adalah sebuah "kampanye dengan banyak tahapan" yang menggunakan "propaganda klasik, disinformasi, (dan) berita bohong".

Dalam kesaksian gabungan yang disiapkan untuk proses dengar pendapat tersebut, pejabat tersebut mengatakan bahwa Rusia memiliki program siber yang canggih dan bisa menjadi ancaman besar bagi banyak kepentingan AS.

"Rusia adalah aktor siber dengan kemampuan lengkap yang bisa menjadi ancaman besar bagi pemerintah, militer, diplomasi, komersil dan infrastruktur penting AS," menurut pernyataan kesaksian tersebut sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Jumat (6/1/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper