Kabar24.com, JAKARTA - Agen intelijen AS telah menemukan bukti yang meyakinkan bahwa setelah pemilihan presiden pada November lalu, Rusia memberikan hasil peretasan data dari Komite Nasional Demokratik kepada WikiLeaks melalui pihak ketiga.
Hal itu dikemukakan oleh tiga pejabat AS sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (5/1/2017). Mereka sebenarnya telah menyimpulkan beberapa bulan sebelumnya bahwa intelijen Rusia telah memerintahkan peretasan. Akan tetapi mereka kurang yakin Rusia akan menyerahan informasi yang telah merusak nama capres Hillary Clinton dari Partai Demokrat itu kepada Wikileaks.
Wajtu dari kegiatan intelijen itu menjadi penting, karena Presiden AS Barack Obama menghadapi kritikan dari partainya, karena begitu lama merspons serangan cyber tersebut.
Senat dan DPR dan kalangan anggota Partai Republik juga telah meminta untuk menyelidiki kasus itu. Pada waktu bersamaan, Presiden terpilih Donald Trump mempertanyakan kesimpulan Badan Intelijen AS bahwa Rusia membantu pencalonannya dan mengganggu pencalonan Hillary. Akan tetapi, Rusia membantah telah meretas data tersebut.
Laporan intelijen terkait peretasan itu akan dipresentasikan kepada Obama dan Trump masing-masing hari ini dan besok.
Obama pada Agustus tahun lalu menolak rekomendasi dari para penasihatnya untuk membeberkan keterkaitan Rusia dalam pilpres AS.