Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WNI Diimbau Hindari Tempat Berpotensi Jadi Target Teroris

Pemerintah Indonesia meminta seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, untuk menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan teror.
Suasana lokasi kejadian saat sebuah truk menyeruduk kerumunan orang di Pasar Natal di Berlin barat./Reuters-Pawel Kopczynski
Suasana lokasi kejadian saat sebuah truk menyeruduk kerumunan orang di Pasar Natal di Berlin barat./Reuters-Pawel Kopczynski

Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia meminta seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, untuk menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan teror.

Melalui keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri meminta seluruh WNI yang berada di luar negeri, untuk lebih waspada dan menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan kelompok terorisme.

“Tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjaga diri, menghindari tempat yang dapat menjadi target teror, serta mematuhi aturan setempat,” isi keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (21/12).

Kementerian Luar Negeri juga menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia yang mengecam keras pebyerangan dengan truk di sekitar Kaiser Wilhelm Memorial Cruch, Berlin, pada 19 Desember 2016. Aksi tersebut menyebabkan 12 orang tewas, dan 48 orang lainnya mengalami luka-luka.

Hingga kini, belum teridentifikasi adanya WNI yang menjadi korban dalam serangan teror di Berlin, Jerman. Meski demikian, Pemerintah terus berkoordinasi dengan otoritas Jerman untuk memantau perkembangan situasi di negara tersebut.

Sebelumnya, kelompok ISIS menyatakan bertanggungjawab atas serangan dengan menggunakan truk ke kerumunan masa di pasae yang menjual barang kebutuhan natal di Berlin, Jerman.

Truk tersebut menabrak kerumunan orang di kedai yang menjual wine dan sosis di trotoar Kaiser Wilhelm Memorial Cruch.

Otoritas keamanan Jerman menyebut tersangka yang ditangkap dalam kasus tersebut adalah imigran daei Afganistan atau Pakistan yang masuk ke negara tersebut pada Februari 2016 sebagai pengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper