Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah akan memprioritaskan kesepakatan kerja sama pengadaan bahan baku obat dengan India dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke negara itu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah sedang menjajaki diversifikasi perdagangan dengan India. Saat ini, surplus perdagangan ke negeri Bollywood itu didominasi oleh produk komoditas, seperti CPO dan batu bara.
“Ini adalah kerja sama yang cukup strategis dan kita akan coba dalami lebih lanjut supaya dapat dikonkretkan. Oleh karena itu, Pak Kepala BKPM, Pak Menperin, Pak Mendag, dan Menko Perekonomian ada di sini untuk mengkonkretkan kerja sama di bidang itu,” kata Retno, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (12/12/2016).
India menjadi mitra dagang Indonesia terbesar di Asia Selatan dan sekaligus merupakan mitra terbesar ke-4 di dunia. Angka perdagangan Indonesia dengan India tahun 2015 mencapai US$ 14,45 miliar.
Retno mengatakan kerja sama tersebut akan didalami lagi dalam pertemuan Presiden dengan para CEO dan akan dilanjutkan dengan diskusi yang lebih detil antara menteri di bidang ekonomi kedua negara.
Adapun, Presiden Jokowi direncanakan akan melakukan pertemuan collective call dengan para CEO terkemuka India, besok (13/12/2016).
Retno mengatakan tujuan pertemuan collective call yang akan didampingi oleh beberapa CEO Indonesia itu adalah untuk menjaga keberlanjutan atau sustainability kerja sama dengan CEO India yang telah berinvestasi di Indonesia.
“Kedua, kita berupaya untuk mencari peluang-peluang baru baik di bidang perdagangan maupun investasi serta hal-hal lain terkait kerja sama ekonomi,” jelasnya.
Setelah collective call, Presiden Jokowi akan bertemu dengan masyarakat Indonesia di Wisma Indonesia, New Delhi sebelum Presiden Jokowi meninggalkan India untuk melanjutkan kunjungannya ke Teheran, Iran.