Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Media China Kecam Pembicaraan Telepon Trump dan Presiden Taiwan

Media China bereaksi keras atas percakapan telepon antara presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara di hadapan pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11/2016)./Reuters-Carlo Allegri
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump saat berbicara di hadapan pendukungnya, di Manhattan, New York, Rabu (9/11/2016)./Reuters-Carlo Allegri

Kabar24.com, SHANGHAI - Media China bereaksi keras atas percakapan telepon antara presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Media milik pemerintah China, Senin (5/12/2016), terus mengecam pembicaraan telepon yang menyalahi protokol pekan lalu antara Trump dan Tsai Ing-wen.

Kecaman tersebut disampaikan melalui editorial di dua surat kabar yang menyebutkan bahwa langkah tersebut menunjukkan bahwa Trump kurang berpengalaman.

Surat kabar nasional China berbahasa Inggris, China Daily, melaporkan bahwa pembicaraan telepon selama 10 menit tersebut tidak menunjukkan apa pun namun menunjukkan kekurangan pengalaman Trump dan tim transisinya dalam menangani urusan luar negeri.

"Tindakan tersebut terjadi karena lemahnya kesepahaman atas isu-isu sensitif dalam hubungan Sino-AS dan hubungan lintas-Selat," demikian laporan koran itu.

Pembicaraan telepon pada Jumat (2/12) itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan Presiden terpilih AS sejak Presiden Jimmy Carter mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke China pada 1979, mengakui Taiwan bagian dari "satu China".

Kementerian Luar Negeri China, Sabtu (3/12), menyatakan bahwa pihaknya mengajukan protes keras melalui apa yang disebut dengan "AS yang relevan" agar berhati-hati dengan isu Taiwan untuk menghindarkan berbagai gangguan yang tidak seharusnya terjadi dalam menjalin hubungan.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan tidak pernah menggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendali China.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sabtu (3/12), secara tegas lebih menyalahkan Taiwan atas perubahan situasi politik di AS tersebut daripada menyalahkan Trump dengan menyebutnya sebagai tindakan picik.

China Daily melaporkan bahwa bagi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, pembicaraan telepon itu tidak mencapai substansi apa pun, hanya kebanggaan atas apa yang disebut sebagai ilusi perubahan dan untuk sementara mengalihkan perhatian publik di pulau tersebut atas buruknya kinerja pemerintahannya.

"Hal itu akan menjadi kesalahan bagi Tsai dan partainya karena terlalu berlebihan menafsirkan pembicaraan telepon tersebut. Dia berusaha untuk menciptakan ketegangan....pada akhirnya akan menjadi bumerang."

Global Times, tabloid yang dikelola People's Daily milik Partai Komunis yang berkuasa di China melaporkan bahwa pembicaraan telepon Trump tersebut merupakan gertakan yang tidak terduga.

Namun tabloid tersebut melaporkan bahwa Trump tidak memiliki rencana untuk mengalihkan kemitraan internasional AS.

Tampaknya Trump masih berupaya mengambil keuntungan atas persepsi yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi untuk membuat beberapa perubahan pandangan di Selat Taiwan, demikian Global Times.

Global Times menambahkan bahwa tindakan Trump tersebut tidak pantas karena dia belum menjabat.

"Dia tidak memiliki pengalaman diplomatik dan tidak peka terhadap dampak dari guncangan hubungan Sino-AS," demikian tabloid tersebut.

Bahkan China dapat mengirimkan satu pesan kepada Trump untuk menekan Taiwan, merayu satu atau dua sekutu diplomatik pulau tersebut atau meningkatkan pengerahan militer melawan Taiwan, demikian laporan tabloid itu.

"Hal ini untuk memastikan bahwa Trump tidak ingin ada pertikaian dengan China karena hal itu bukan ambisinya dan apakah hal itu termasuk dalam janjinya saat terpilih sebagai Presiden AS. Dia mengabaikan China dan berupaya mendapatkan keuntungan," lanjut tabloid tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper