Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Perkotaan Rentan Terkena Dampak Perubahan Iklim

Masyarakat perkotaan dinilai menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena berbagai faktor seperti pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Salah satu sudut buram kehidupan Jakarta/Reuters-Beawiharta
Salah satu sudut buram kehidupan Jakarta/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat perkotaan dinilai menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena berbagai faktor seperti pertumbuhan penduduk dan ekonomi.

Direktur United States Agency for International Development (USAID) untuk program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) Paul Jeffery mengatakan peran pemerintah kota dalam menyusun pembangunan yang responsif terhadap perubahan iklim menjadi kunci untuk mengurangi kerentanan.

“Upaya adaptasi sejak dini dapat mengurangi kerugian akibat bencana secara signifikan,” ujarnya pada Kamis (1/12).

Jeffery mengatakan para pemangku kepentingan perlu mengintegrasikan pembangunan yang adaptif dengan perubahan iklim. Upaya ini diharapkan dapat menjamin pembangunan berkelanjutan dan membantu memperbaiki kondisi lingkungan.

Dalam upaya ke arah tersebut, pihak USAID mengundang perwakilan pemerintah kota dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berdiskusi dalam acara Dialog Nasional Membangun Ketangguhan Kota dan Adaptif Perubahan Iklim mulai Kamis (30/11). Acara ini digelar dengan bersama Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).

Wakil Ketua Bidang Pembangunan Apeksi sekaligus Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan untuk mewujudkan kota yang adaptif terhadap perubahan iklim diperlukan kemauan politik yang konsisten dari para pemimpin daerah.

Dia menerangkan di Kota Jambi, pihaknya menerbitkan berbagai Instruksi Walikota seperti larangan membakar sampah, pembuatan lubang biopori, aksi penanaman pohon wajib oleh pasangan menikah dan siswa sekolah, dan akan lain-lain.

“Tentunya yang penting juga adalah koordinasi antar SKPD [Satuan Kerja Perangkat Daerah] serta pemantauan dan evaluasi program.” Katanya.

Jeffery mengatakan pembelajaran dari Jambi menegaskan bahwa aksi adaptasi perubahan iklim tidak selalu bergantung pada teknologi yang mahal dan canggih, tetapi justru menekankan pada kondisi lokal dan modal sosial yang sudah ada di masyarakat.

Persoalan perubahan iklim kian menjadi perhatian terkait dengan risiko bencana dan kerugian yang signifikan. Hasil penelitian yang dirilis oleh USAID menyebutkan total biaya yang ditanggung oleh Indonesia pada 2050 karena dampak perubahan iklim mencapai 132 triliun rupiah.

“Jika tidak dilakukan aksi adaptasi dari sekarang, selain kerugian ekonomi dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat yang menjadi korban,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper