Kabar24.com, JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) hari ini, Jumat (19/11/2016), menolak permintaan Google untuk izin mengambil data pemetaan pemerintah untuk dipakai di server-server di luar Korea Selatan karena berkenaan dengan masalah keamanan dengan Korea Utara.
Google, anak perusahaan Alphabet Inc, menyatakan ingin menggunakan data di server-server seluruh dunia untuk layanan yang memberikan arahan jalan dan mengemudi di Korea Selatan.
Namun, Korea Selatan yang perangnya melawan Korea Utara pada 1950-1953 berakhir tanpa kesepakatan damai, beralasan jika data itu dibiarkan keluar dari negeri itu, maka lokasi fasilitas-fasilitas militer dan situs-situs sensitif lainnya akan terketahui.
Pemerintah Korea Selatan tidak bisa memberikan izin kecuali Google menghapus citra situs-situs sensitif pada satelit pencitraan miliknya, kata seorang pejabat pada badan yang menangani pemetaaan data seperti dikutip Reuters.
Namun ,Google menolak syarat itu dengan menyatakan informasi itu tersedia bebas melalui citra satelit yang bisa bebas dibeli.
Kementerian pertanahan Korea Selatan mengaku akan mempertimbangkan kembali jika Google mengubah posisi-posisinya.
Pada kesempatan lain, Google tengah diselidiki di Korea Selatan di mana badan anti-dumping Korea menyelidiki apakah kesepakatan yang dibuat Google dengan pabrik-pabrik handset sistem operasi mobile Android telah membatasi kompetisi pasar, demikian Reuters.
Korsel Tolak Permintaan Google
Korea Selatan (Korsel) hari ini, Jumat (19/11/2016), menolak permintaan Google untuk izin mengambil data pemetaan pemerintah untuk dipakai di server-server di luar Korea Selatan karena berkenaan dengan masalah keamanan dengan Korea Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
37 menit yang lalu
Dipanggil Pekan Depan, Polda Metro Jaya Minta Firli Bahuri Kooperatif
2 jam yang lalu