Kabar24.com, JAKARTA - Petinggi tentara Amerika Serikat, Kamis (1/9/2016), mengatakan, Australia harus memilih ikatan lebih kuat dengan Amerika Serikat atau China. Juga, mendesak Canberra mengambil langkah tegas terhadap klaim China di Laut China Selatan.
"Saya rasa Australia perlu menentukan pilihan, sangat sulit berjalan di garis ini dengan menyeimbangkan persekutuan dengan Amerika Serikat dan hubungan ekonomi dengan China," kata Asisten Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat, Kolonel Tom Hanson, kepada Radio ABC Australia.
"Diharuskan ada keputusan terkait mana yang menjadi kepentingan nasional penting bagi Australia," katanya.
Hanson mengatakan, tanggapan itu menunjukkan pandangan pribadinya dan tidak menjadi pernyataan pemerintah Amerika Serikat.
Tanggapan itu dikeluarkan menyusul terbitan edaran parlemen, yang memperingatkan anggota Parlemen Australia memperlakukan China di wilayah itu secara berhati-hati.
Australia, sekutu Amerika Serikat, sebelumnya menuai kritik dari China karena melaksanakan sejumlah penerbangan pengawasan di atas sejumlah pulau sengketa di Laut China Selatan, dan mendukung pelatihan kebebasan berlayar Amerika Serikat di tempat itu.
Meskipun demikian, Australia belum melaksanakan gerakan serupa secara sepihak.
"China jelas yakin bahwa mereka memiliki kesempatan dan mereka merasa dihina, dan sebuah kegiatan oleh Australia akan disambut baik," katanya.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan dalam tanggapannya terhadap komentar milik Hanson bahwa peran Amerika Serikat di lokasi Indo-Pasifik itu sama pentingnya dengan sebelumnya.
"Kami menyeimbangkan hubungan antara sekutu strategis terbesar kami dan rekan perdagangan terbesar kami dengan diplomasi, konsistensi dan pragmatisme," kata Bishop.
China adalah rekan terbesar perdagangan Australia dan sumber besar modal asing, yang membelanjakan harta Australia sebesar 11,1 miliar dolar Amerika, yang kebanyakan berupa bangunan, pada 2015, kata lembaga akuntansi dan penasihat KPMG dan Universitas Sydney.