Kabar24.com,BEIJING—China pada Kamis (18/8/2016) mengatakan bahwa penghentian sementara komunikasi dengan Taiwan akan berdampak besar terhadap hubungan kedua negara dan menyebut hal itu merupakan kesalahan Taiwan.
China pada Juni mengatakan pihaknya telah menghentikan mekanisme komunikasi dengan Taiwan karena penolakan pemerintah baru negara tersebut atas kebijakan One China .
China yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pembangkang sangat mencurigai Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang mulai menjabat pada Mei lalu. China mencurigai bahwa Ing wen akan mendorong kemerdekaan formal Taiwan dari China .
Tsai mengepalai partai Democratic Progressive Party yang berpihak pada kemerdekaan Taiwan, mengatakan dia ingin menjaga status quo dengan China dan berjanji untuk memastikan perdamaian.
“Kedua pihak saat ini tidak bisa terlibat dalam pembicaraan tentang isu-isu baru atau membuat perjanjian-perjanjian baru. Saat ini sangat tidak nyaman untuk menangani beberapa isu terkait selat yang sangat sensitif. Namun, yang bertanggung jawab untuk hal ini bukanlah China” kata Zhang Ahijun, Kepala Kantor Hubungan Dengan Taiwan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/8/2016).
Zhang mengatakan bahwa kerja sama ekonomi belum berhenti dan dia berharap program pertukaran budaya serta pemuda tidak akan terpengaruh oleh politik.
China bersikeras bahwai Tsai mengetahui konsensus 1992 antara kedua negara dimana keduanya setuju bahwa hanya ada satu China dengan masing-masing pihak memiliki interpretasi berbeda.
Sebelumnya, mekanisme komunkasi berkala telah mengantarkan kepada perbaikan hubungan yang cepat di bawah pemerintahan mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou yang mulai menjabat pada 2008 serta penandatanganan serangkaian kerjasama perdagangan dan wisata penting dengan China.