Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BREXIT, Indonesia Berpotensi Lakukan Perjanjian Bilateral

Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa dinilai akan memberikan peluang lebih besar bagi kerja sama bilateral antara Inggris dan Indonesia.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA—Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa dinilai akan memberikan peluang lebih besar bagi kerja sama bilateral antara Inggris dan Indonesia.
 
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna menuturkan salah satu dampak Brexit adalah pemerintah Inggris dapat lebih leluasa menginisiasi dan melakukan kerja sama perdagangan dengan negara atau regional lain.
 
“Indonesia akan menjadi tujuan investasi bagi Inggris dan Eropa, akan dibuka kerja sama perdagangan antara Inggris dan Asean dan Indonesia mengingat Asean, khususnya Indonesia masih memiliki pertumbuhan tingggi dan pasar yang besar,” tutur Kadek kepada Bisnis.com, Minggu (26/6).
 
Seperti diketahui, hasil referendum Inggris Raya menunjukkan sebagian besar rakyat menghendaki Inggris keluar dari UE. Dengan demikian, otomatis Inggris tak lagi tergabung dalam perjanjian ekonomi yang melibatkan UE, termasuk perjanjian kesepakatan ekonomi komprehensif (CEPA) antara UE dan Indonesia atau IEU CEPA.
 
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menilai ke depan pemerintah memang harus mempertimbangkan inisiasi kerja sama bilateral dengan Inggris.
 
“Saya rasa kembali lagi ke skala prioritas, yang mana yang lebih penting. Indonesia harus melihat skala prioritasnya, negara mana yang lebih penting untuk kerja sama bilateral,” tuturnya.
 
Di sisi lain, dia meyakini proses perundingan Indonesia-EU CEPA akan tetap berjalan. Namun, yang perlu dipastikan adalah apakan prioritas hal-hal yang akan dinegosiasikan dalam perjanjian komprehensif tersebut akan berubah menyusul hengkangnya Inggris dari UE.

Perdagangan

Sementara itu, dari sisi investasi dan perdagangan, Shinta menilai dampak Brexit akan bersifat tak langsung terhadap perekonomian dan perdagangan Indonesia dan relatif kecil. Dampak yang lebih besar dan lebih langsung dirasakan di pasar keuangan dan modal yang sangat reaktif terhadap pergolakan politik.
 
Senada, Kadek menuturkan dalam jangka pendek Brexit akan memberikan dampak negatif pada Indonesia kencati dalam skala kecil. Dia menuturkan perekonomian Inggris berisiko besar terganggu pascakeluar dari UE demikian pula sebaliknya. Pasalnya, perekonomian Inggris berpengaruh signifikan pada UE secara keseluruhan.
 
“Jadi Brexit ini ada kemungkinan dampak positif dan negatif. Jangka pendek banyak negatifnya. UE juga partner dagang Indonesia. Namun tidak sebesar China, Jepang, dan Amerika Serikat,” ungkapnya. Perlemahan perekonomian berisiko menggerus aktivitas dagang sehingga ekspor-impor dari dan ke EU bisa jadi ikut menurun.
 
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan UE adalah salah satu negara rekan dagang utama Indonesia. Sepanjang Januari-Mei 2016 neraca transaksi perdagangan Indonesia dengan UE, termasuk Inggris mencatatkan surplus senilai US$1,34 miliar.
 
Sementara itu khusus dengan Inggris, tren neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dengan pertumbuhan sebesar 14,56% sejak 2011 hingga Maret 2016. Pada periode Januari-Maret tahun ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Inggris tercatat sekira US$160 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper