Kabar24.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah bahwa Presiden Joko Widodo tak nyaman jika ketua umum Partai Golongan Karya rangkap jabatan.
Hal itu disampaikan Wapres Kalla menanggapi pernyataan Mantan Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan.
Di sela musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Golkar, Luhut mengatakan Presiden tidak mempermasalahkan siapapun yang akan terpilih sebagai ketua umum Golkar hanya saja tak nyaman jika ada rangkap jabatan.
"Saya tidak pernah mendengar dari beliau [Presiden Jokowi], saya yakin itu tidak. Ketua MPR juga ketua partai, soal ketua partai rangkap jabatan biasa-biasa saja,"tegas Kalla di Kantor Wakil Presiden, Senin(16/5/2016).
Dia menyebutkan 75% para pimpinan Golkar di daerah juga menjabat sebagai gubernur, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), bupati, dan walikota.
Menurut dia, mereka justru merasa bangga bahwa pimpinan partai politik memiliki posisi yang baik, memiliki wibawa, dan dihargai sebagai pemimpin daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Kalla juga mengambil contoh salah satu pimpinan yakni, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan tak pernah dipersoalkan.
"Tidak ada soal misalnya pak Zul Ketua MPR diterima di mana-mana, tidak pernah ada masalah,"sebutnya.
Saat ditemui di Nusa Dua Bali, Minggu (15/5/2016), Luhut mengatakan Presiden tidak mempermasalahkan siapapun yang nantinya akan terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar, namun tak menginginkan adanya rangkap jabatan.
“Buat Presiden, itu sebenarnya siapapun gak masalah, tapi beliau kan gak nyaman kalau ada rangkap jabatan. Kenapa? karena dikabinet juga beliau gak mau ada rangkap-rangkap jabatan,” ujarnya, Minggu (15/5/2016).
Seperti diketahui, salah satu kandidat ketua umum Golkar Ade Komarudin kini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).