Kabar24.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan telah mendatangkan armada berupa helikopter dan pesawat untuk memantau titik api atau fire spot sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan Yulizar Dinoto mengatakan saat ini sudah ada bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu sudah mulai datang ke Sumsel.
“Sekarang baru ada satu unit, pesawat dari Ukraina. Nanti 17 Mei ada lagi satu unit. BNPB menjanjikan satu unit pesawat lagi, tapi belum turun saja suratnya,”katanya, Kamis (12/5).
Menurut dia, bakal ada tiga unit bantuan helikopter dari BNPB, yakni helikopter jenis MI-8 dengan muatan 5.000 liter air guna waterbombing.
Yulizar menjelaskan helikopter yang ada pada tahun ini memiliki perbedaan dari helikopter tahun lalu. Sebab helikopter ini memiliki kemampuan memadamkan api atau menyiramkan api dari jarak yang cukup tinggi.
“Dari ketinggian 60 meter bisa semburkan air. Kalau sebelumnya hanya 30 meter. Jadi lebih aman juga bagi helikopter itu sendiri,”katanya.
Dia mengemukakan BNPB mulai melakukan patroli bersama semua instansi yang termasuk dalam satuan tugas bencana asap akibat karhutla di Sumsel.
Selain helikopter itu, juga ada empat unit armada yang disiapkan oleh perusahaan swasta, yakni Pesawat Cesna sebanyak dua unit dan helikopter berjenis Super Puma sebanyak dua unit.
“Patroli dilakukan di beberapa daerah seperti Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. Kami juga utamakan ke kawasan hutan dan lahan yang telah terbakar,” katanya.
Selain pemadaman dari udara, pihaknya juga sudah menyiapkan pemadaman dari darat. Sudah mulai siaga dari unsur Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, TNI AD, TNI AU, BPBD, Polri, pemda di setiap daerah hingga perusahaan yang ada di Sumsel..
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi, Agus Santosa, mengatakan saat ini potensi hujan masih terjadi di Sumsel dan intensitasnya tercatat masih tinggi di sebagian daerah.
Adapun daerah tersebut, yakni Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Musi Rawas dan Muara Enim. Sementara daerah lainnya sudah masuk intensitas hujan yang sedang.
“Diprediksi musim hujan masih terjadi hingga akhir Mei nanti. Dan musim hujan selanjutnya diprediksi sudah masuk September sampai November tahun ini. Kami harapkan agar musim kemarau tahun ini tidak panjang seperti tahun lalu,” katanya.
Yang menjadi masalah saat ini, kata dia, sisa yang terbakar tahun lalu seperti ranting, pohon yang tumbang dan sebagainya itu masih ada di lokasi yang sama. Sehingga jika masuk musim kemarau, akan sangat mudah terbakar dan menjadi kebakaran hutan dan lahan.
Diketahui, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, di Sumsel tercatat sekitar 736.000 hektare lahan dan hutan yang terbakar. Sebanyak 70% ada diatas lahan gambut dan 30% berada di atas lahan konsensi.
Karhutla: Sumsel Mulai Patroli Asap
Pemprov Sumatra Selatan telah mendatangkan armada berupa helikopter dan pesawat untuk memantau titik api atau fire spot sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium