Kabar24.com PEKANBARU – Kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang terjadi di Provinsi Riau harus dapat ditangani secara maksimal. Ini dinilai penting untuk mengeliminir dampak medis yang dapat terjadi karena proses tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril mengatakan bahwa musibah kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dapat memberikan dampak besar terhadap kehidupan sosial di Riau. Terutama tentang penyakit yang dialami masyarakat secara serentak di daerah.
"Ini yang perlu diminimalisir. Misalnya dampak asap yang ditimbulkan tidak hanya berpengaruh terhadap ekonomi dan sosial, tapi yang paling dikhawatirkan pengaruhnya itu sangat besar terhadap kesehatan,” katanya dalam keterangan pers, Jumat (15/4/2016).
Syafril menambahkan bahwa, kecenderungan penyakit yang akan dialami masyarakat ketika terjadi bencana kabut asap cukup besar. Seperti penyakit ISPA, peunemonia, asma, iritasi kulit dan iritasi mata.
Dia juga mencontohkan, pada beberapa daerah di Riau yang memang rawan terjadi karlahut. Dimana, beberapa imbas kabut asap tersebut cukup menjadi perhatian serius. Bahkan untuk tahun lalu pihaknya sampai membentuk 8 pos kesehatan sebagai upaya pengobatan tahap awal bagi korban kabut asap.
Hal ini adalah bentuk kegiatan yang bersifat statis. Dengan demikian ketersediaan pos kesehatan di titik itu setidaknya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Makanya langkah antisipasi harus dapat dilakukan sejak dini. Jadi ini tidak hanya pemerintah, semua komponen ikut bertanggungjawab untuk mengatasi asap di Riau," harapnya.