Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bom Bunuh Diri: Anak-Anak Perempuan Ini Diculik dan Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri

Kasus tindakan bom bunuh diri di Afrika kian memprihatinkan dan membuat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat catatan tersendiri.
Asap membubung setelah ledakan bom bunuh diri di Gombe, Nigeria (1/2/2015)./Reuters-Afolabi Sotunde
Asap membubung setelah ledakan bom bunuh diri di Gombe, Nigeria (1/2/2015)./Reuters-Afolabi Sotunde

Kabar24.com, NEW YORK - Kasus tindakan bom bunuh diri  di Afrika kian memprihatinkan dan membuat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat catatan tersendiri.

PBB menyebutkan, jumlah anak yang terlibat dalam serangan "bunuh diri" di Nigeria, Kamerun, Chad dan Niger naik jadi 44 pada 2015.

Dalam laporan PBB yang disiarkan Selasa (12/4) disebutkan, ada empat serangan "bunuh diri" semacam itu pada 2014, yang memperlihatkan peningkatan 10 kali lipat dari data 2015 di negara Afrika Barat dan Tengah yang terpengaruh oleh Boko Haram.

Laporan yang dikeluarkan oleh Dana Anak PBB (UNICEF) itu mengatakan lebih dari 75 persen anak yang terlibat dalam serangan adalah anak perempuan.

Laporan tersebut dikeluarkan sebelum peringatan kedua penculikan lebih dari 200 anak perempuan di Kota Kecil Chibok di bagian timur-laut Nigeria.

"Mari lah saya jelaskan: anak-anak ini adalah korban, bukan pelaku," kata Manual Fontaine, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (13/4/2016) pagi.

"Menipu anak-anak dan memaksa mereka melakukan tindakan mematikan telah menjadi salah satu aspek kerusuhan yang paling mengerikan di Nigeria dan di negara tetangganya."

Pada 14-15 April 2014, sebanyak 276 siswi diculik dari Sekolah Menengah Putri Pemerintah di Kota Kecil Chibok di Negara Bagian Borno, Nigeria.

Boko Haram, satu organisasi fanatik yang berpusat di bagian timur-laut Nigeria, mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut.

Beberapa pelajar putri berhasil menyelamatkan diri dan sebagian telah menjelaskan penangkapan mereka dalam beberapa konferensi internasional hak asasi manusia.

Laporan itu, yang dikeluarkan hampir dua tahun setelah penculikan tersebut, diberi judul "Beyond Chibok" dan memperlihatkan kecenderungan yang mengerikan di empat negara yang terpengaruh oleh Boko Haram selama dua tahun belakangan.

Antara Januari 2014 dan Februari 2016, Kamerun mencatat jumlah paling banyak serangan bunuh diri yang melibatkan anak-anak (21), lalu diikuti oleh Nigeria (17) dan Chad (2).

Selama dua tahun belakangan, hampir satu dari lima pembom bunuh diri adalah anak kecil dan tiga-perempat anak itu adalah perempuan.

Tahun lalu, anak-anak digunakan dalam satu dari dua serangan di Kamerun, satu dari delapan di Chad dan satu dari tujuh di Nigeria.

Tahun lalu, untuk pertama kali, serangan bom "bunuh diri" secara umum menyebar ke luar perbatasan Nigeria.

Seringnya semua serangan bom bunuh diri naik dari 32 pada 2014 menjadi 151 tahun lalu.

Delapan puluh sembilan serangan tersebut dilancarkan di Nigeria tahun lalu, 39 di Kamerun, 16 di Chad dan tujuh di Niger.

Penghitungan penggunaan anak-anak yang mungkin telah dipaksa untuk membawa bom telah menciptakan suasana takut dan curiga yang telah menghancurkan kondisi buat anak perempuan yang selamat dari penyanderaan dan kekerasan seksual oleh Boko Haram di bagian timur-laut Nigeria, kata laporan itu.

Anak-anak yang menyelamatkan diri, atau dibebaskan dari kelompok bersenjata seringkali dipandang sebagai potensi ancaman keamanan, sebagaimana diperlihatkan dalam penelitian baru-baru ini oleh UNICEF dan International Alert.

Anak-anak yang dilahirkan akibat kekerasan seksual juga menghadapi stigma dan diskriminasi di desa mereka, masyarakat penampung, dan di kamp buat orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper