Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Akan Akui Palestina

Prancis akan mengakui sebuah negara Palestina jika usaha final yang Paris rencanakan untuk memimpin solusi dua negara antara Israel dan pihak Palestina gagal, kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius pada Jumat (28/1/2016).
Bendera Palestina/aljazeera.net
Bendera Palestina/aljazeera.net

Bisnis.com, PARIS -  Prancis akan mengakui sebuah negara Palestina jika usaha final yang Paris rencanakan untuk memimpin solusi dua negara antara Israel dan pihak Palestina gagal, kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius pada Jumat (28/1/2016).

Usaha-usaha yang dipimpin Amerika Serikat menjadi penengah perdamaian solusi dua negara gagal pada April 2014 dan sejak itu belum ada lagi usaha serius untuk menyelenggarakan kembali pembicaraan.

Menlu Fabius telah berulang-ulang memperingatkan bahwa membiarkan status-quo itu berakibat memadamkan usaha-usaha pembicaraan solusi dua negara dan bisa menimbulkan para militan Negara Islam (IS) bermain.

Tahun lalu ia gagal dalam usaha menyertakan AS mendorong sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan parameter bagi pembicaraan kedua pihak tersebut dan menetapkan tenggat waktu untuk membuat sebuah kesepakatan.

Perluasan permukiman oleh Israel sejak itu telah dilukiskan oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon sebagai "aksi provokatif" yang mempertanyakan komitmennya atas satu solusi dua negara.

"Kami tak bisa membiarkan solusi dua negara itu berantakan. Sudah menjadi kewajiban kami sebagai anggota Dewan Keamanan PBB dan sebuah kekuatan mengupayakan perdamaian," kata Fabius kepada para diplomat asing dalam pertemuan tahunan.

Fabius sebelumnya menyerukan sebuah kelompok dukungan internasional yang terdiri atas negara-negara Arab, Uni Eropa dan para anggota DK PBB yang akan memaksa kedua pihak itu untuk berkompromi.

Ia mengatakan Paris akan mulai menyiapkan sebuah konferensi internasional pada beberapa pekan mendatang yang mengundang pihak-pihak tersebut dan para mitra utamanya dari Arab, Amerika dan Uni Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper