Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amnesty International Ungkap Buruh Anak di Penambangan Kobalt

Amnesty International (AI) menemukan dugaan praktik buruh anak dalam penambangan kobalt di Republik Demokratik Kongo, yang hasil akhirnya dipakai untuk baterai pada perangkat elektronik.
iphone 7/techradar.com
iphone 7/techradar.com
Kabar24.com, JAKARTA -- Amnesty International (AI) menemukan dugaan praktik buruh anak dalam penambangan kobalt di Republik Demokratik Kongo, yang hasil akhirnya dipakai untuk baterai pada perangkat elektronik.
 
Laporan AI 'This is What We Die For: Human Rights Abuses in the Democratic Republic of the Congo Power the Global Trade in Cobalt, mengungkap para penambang anak-anak bekerja hingga 12 jam sehari di kawasan pertambangan kobalt. Diketahui, negara itu merupakan produsen sedikitnya 50% kobalt dunia.
 
"Anak-anak itu mengatakan kepada AI mereka bekerja 12 jam per hari, membawa beban berat untuk mendapatkan satu sampai dua dolar per hari," demikian keterangan AI dalam rilis yang dikutip Bisnis.com, Sabtu (23/1/2016).
 
Laporan itu juga mengungkap para penambang di area tersebut menghadapi risiko kesehatan jangka panjang serta risiko tinggi kecelakaan fatal. Setidaknya sekitar 80 penambang bawah tanah meninggal pada September 2014-Desember 2015. 
 
AI menuturkan dengan terungkapnya kasus itu, perusahaan terkenal elektronik macam Apple, Samsung dan Sony gagal untuk melakukan pengecekan dasar apakah kobalt itu tak digunakan dalam produk mereka. 
 
Emmanuel Umpula, Direktur Eksekutif Africa Resources Watch, yang juga mengerjakan laporan tersebut menuturkan hal itu merupakan paradoks dunia era digital, yakni perusahaan paling inovatif dunia, tak memiliki syarat untuk menunjukkan di mana mereka memperoleh bahan baku komponennya. 
 
"Pelanggaran di kawasan tambang tetap tak menjadi perhatian, karena konsumen tak mengetahui tentang kondisi tambang, pabrik dan perakitan. Kami menemukan para pebisnis itu membeli kobalt tanpa menanyakan tentang bagaimana dan di mana mereka memperolehnya," kata Umpula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper