Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENDANAAN TERORISME: PPATK Temukan Modus Sumbangan Yayasan

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan modus pendanaan terorisme yang berisiko tinggi di dalam negeri yakni melalui sumbangan ke yayasan
Ilustrasi: Rekonstruksi tersangka teroris Poso Abdul Madjid (tengah) dan Isnaini alias Doni (tak tampak), di salah satu tempat hiburan di Jl Sumatera, Surabaya, Senin (7/4/2014)./Antara-Eric Ireng
Ilustrasi: Rekonstruksi tersangka teroris Poso Abdul Madjid (tengah) dan Isnaini alias Doni (tak tampak), di salah satu tempat hiburan di Jl Sumatera, Surabaya, Senin (7/4/2014)./Antara-Eric Ireng
Kabar24.com, JAKARTA -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan modus pendanaan terorisme yang berisiko tinggi di dalam negeri yakni melalui sumbangan ke yayasan. 
 
Kepala PPATK Muhammad Yusuf menuturkan pihaknya menemukan itu melalui penilaian risiko dan menghasilkan sejumlah temuan modus pendanaan berisiko tinggi untuk terorisme. Modus itu di antaranya adalah sumbangan ke yayasan, penyalahgunaan yayasan, perdaganan atau usaha, serta melalui kegiatan kriminal.
 
"Untuk pemindahan dana terorisme yang berisiko tinggi yakni melalui sistem pembayaran elektronik, sistem pembayaran online, New Payment Method, sedangkan transaksi yang berisiko tinggi adalah tarik atau setor tunai," kata Yusuf dalam keterangannya yang dikutip Bisnis.com, Selasa (29/12/2015).
 
Dia menuturkan PPATK juga menemukan profil pelaku berisiko tinggi dalam tindak pidana pendanaan terorisme. Mereka adalah pelajar, mahasiswa hingga korporasi, yayasan maupun organisasi nirlaba.
 
PPATK juga mengindentifikasi delapan wilayah yang berisiko tinggi terjadinya tindak pidana pendanaan terorisme. Ini terdiri dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sumatra Utara, NAD, Sulawesi Selatan dan NTB.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper