Bisnis.com, JAKARTA – Laporan yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat menyatakan kelompok militan negara islam atau ISIS memiliki kemampuan untuk membuat paspor palsu di Suriah.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (12/12/2015), Juru Bicara Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat telah dikonfirmasi lewat CNN terkait berita tersebut, tetapi dia menolak untuk memberikan salinan laporan.
Laporan itu mengatakan ISIS memiliki akses ke mesin cetak paspor pemerintah Suriah dan paspor kosong, meningkatkan kemungkinan bahwa dokumen perjalanan bisa dipalsukan.
Sumber CNN menambahkan bahwa ada kekhawatiran bahwa kelompok militan memiiki akses ke data biografi dan sidik jari warga Syariah. Hal tersebut berpotensi adanya pencurian identitas.
ABC News, pertama kali melaporkan laporan tersebut pada Kamis (10/12), bahwa laporan itu dirilis pekan lalu oleh Lembaga Investigasi Keamanan Dalam Negeri untuk meningkatkan kemungkinan bahwa militan bisa menggunakan dokumen palsu untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.
"Lebih dari 17 bulan berlalu sejak Raqqa dan Deir ez-Zour jatuh ke ISIS, yang memungkinkan individu dari Syariah memiliki paspor kosong yang dikeluarkan dari negara ini dan telah melakukan perjalanan ke AS,” kata sumber ABC News, mengutip laporan itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby menjawab laporan tersebut, "Kami telah menerima laporan bahwa mereka mungkin telah memperoleh kemampuan ini."
Sebelumnya, Direktur FBI James Comey mengatakan kepada komite Senat, "Komunitas intelijen khawatir bahwa mereka [ISIS] memiliki kemampuan untuk memproduksi paspor palsu, yang harusnya menjadi perhatian saat ini."