Bisnis.com, JAKARTA – Kopi Luwak merupakan salah satu komoditi Indonesia yang mempunyai prospek bisnis yang potensial di pasar global, harganya mahal dibandingkan harga kopi biasa. Sastia Prama Putri, 33, yang asisten professor di Universitas Osaka, Jepang, akan meneliti pengembangan motode pengujian standar mutu kopi luwak dan kopi spesial lainnya, karena Indonesia belum mempunyai metode pengujian standar mutu komoditi itu.
Melalui proposal risetnya, dalam kategori Life Sciences berjudul “Pengembangan metode pengujian dan standar mutu kopi luwak dan berbagai specialty coffee Indonesia menggunakan teknologi metabolomik berbasis gas kromatografi, Sastia berhasil meraih penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2015 untuk tingkat nasional.
Dari penghargaan tersebut, Sastia yang dosen ITB mendapatkan dana senilai Rp80 juta untuk melakukan penelitian tersebut,
Sastia yang tinggal di Jepang itu berencana untuk membuat metode handal dan terjangkau untuk menguji keaslian kopi luwak dan metode evaluasi kualitas yang dapat digunakan untuk industri kopi Indonesia.
“Saya ingin mengembangkan metode ini untuk produk pangan lainnya,” kata Sastia disela-sela acara penyerahkan penghargaan tersebut di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (3/12/2015)
Peneliti perempuan berprestasi ini baru saja mendapatkan penghargaan khusus dari International Metabolomics Society untuk pelayanan dan kontribusinya dalam komunitas metabolomik. Melalui penelitianya menggunakan teknologi metabolomik, dia berhasil menemukan beberapa metabolit unik, bernama tanda diskriminan, untuk menguji keaslian kopi luwak.
Waktu masuk pendidikan S1 di ITB, perempuan berprestasi ini mendapatkan beasiswadalam bidang biologi di Institut Teknologi Bandung.
Lalu pada 2004, dia disponsori oleh UNESCO Research Fellowship untuk melaksanakan penelitian satu tahun di Universitas Osaka, Jepang. Setelah menyelesaikan program UNESCO, Sastia melanjutkan gelar serjananya di International Center for Biotechnology, Universitas Osaka dan mendapatkan gelar Master dan PhD dalam jurusan teknik, dimana dia mendapatkan beasiswa penuh dari Menteri Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang.